Untung tak dapat diraih, malang tak bisa ditolak. Itulah kiranya peribahasa yang menggambarkan nasib Ajrul Amin (18), mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Intan, Bandar Lampung.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
Untung tak dapat diraih, malang tak bisa ditolak. Itulah kiranya peribahasa yang menggambarkan nasib Ajrul Amin (18), mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Intan, Bandar Lampung.
Naas, di hari ulang tahunnya yang ke-18, remaja putra itu justru meregang nyawa. Ajrul tenggelam di embung di kampusnya pada Senin (7/10/2019) sore.
Insiden pilu itu berawal saat teman-teman Ajrul ingin merayakan ulang tahunnya di dekat embung. Ikbal Firmansyah (18), salah satu rekannya, lalu iseng melemparkan sepatu Ajrul ke tengah embung.
Sekilas, embung yang berada di belakang Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan itu terlihat agak surut. Namun, embung itu ternyata dapat membahayakan nyawa.
Bercandaan Ikbal di hari ulang tahun Ajrul pun berujung petaka. Ajrul yang berusaha mengambil sepatunya tenggelam di tengah embung. Melihat temannya hilang di embung, Ikbal melompat demi menyelamatkan Ajrul. Naas, keduanya justru tenggelam di tengah embung.
Ajrul yang berusaha mengambil sepatunya tenggelam di tengah embung.
Deni Kurniawan dari Humas Basarnas Lampung menuturkan, tubuh Ikbal pertama kali ditemukan oleh regu penyelamat sekitar pukul 15.15. Tak berselang lama, tim juga menemukan tubuh Ajrul. Saat dievakuasi ke RS Abdul Moeloek, Bandar Lampung, kedua korban dinyatakan telah meninggal.
”Korban diduga tenggelam karena tidak bisa berenang,” ujar Deni saat dikonfirmasi pada Senin (7/10/2019) malam.
Arif (30), kakak sepupu Ajrul, tak menyangka saudaranya meninggal di hari ulang tahunnya. Selama ini, Ajrul merupakan sosok yang baik dan penurut. Dia juga pemuda yang pintar dan taat beribadah. ”Orangtuanya menitipkan Ajrul kepada saya selama kuliah di sini. Orangtuanya tinggal di Lampung Tengah,” kata Arif. Menurut dia, jasad Ajrul segera dibawa ke rumah duka di Kabupaten Lampung Tengah untuk dimakamkan.
Isak tangis
Pemakaman korban Ikbal pada Selasa (8/10/2019) di Bandar Lampung juga diwarnai isak tangis dari keluarga dan teman-temannya. Indra Gandhi, ayahanda Ikbal, tak menyangka anaknya berpulang. Meskipun amat berduka, dia ikhlas melepas kepergian Ikbal.
Pada Senin pagi, anaknya pamit berangkat kuliah. Tak seperti biasanya, hari itu Ikbal tampak berat pergi ke kampus. ”Badan saya, kok, lemas ya, Pak. Apa masuk angin?,” ujar Indra menirukan perkataan anak semata wayangnya.
Hingga kini, kasus tewasnya kedua mahasiswa UIN Raden Intan di embung kampus masih dalam penyelidikan polisi. Pada Selasa, tim penyidik dari Polsek Sukarame dan Polresta Bandar Lampung telah melakukan olah tempat kejadian perkara. Dari hasil olah TKP, diketahui kedalaman embung yang telah surut itu sedalam 5 meter.
Kepala Polsek Sukarame Ajun Komisaris Poelong Arsa menuturkan, kasus ini masih dalam penyelidikan polisi. Pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa sejumlah saksi.
Meski polisi menyatakan belum dapat menyimpulkan hasil penyelidikan, insiden naas yang menimpa kedua mahasiswa tersebut dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita. Jangan sampai, niat iseng pada teman justru berujung petaka bagi orang lain dan diri kita sendiri.