Jaringan Pipa Terbakar, Warga Lereng Merbabu Kesulitan Air Bersih
Warga empat desa di lereng Gunung Merbabu, Kabupaten Boyolali kesulitan air bersih setelah kebakaran hutan melanda kawasan gunung tersebut. Kobaran api membakar jaringan pipa paralon yang mengalirkan air ke desa mereka.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS - Ribuan warga empat desa di lereng Gunung Merbabu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, kesulitan air bersih setelah kebakaran hutan melanda kawasan gunung tersebut. Kobaran api membakar jaringan pipa paralon yang mengalirkan air bersih dari sumber air di Gunung Merbabu ke permukiman.
Kepala Desa Jeruk, Kecamatan Selo, Boyolali, Joko mengatakan, air bersih dialirkan ke permukiman warga melalui empat jalur jaringan pipa paralon sepanjang lima kilometer. Keempat jaringan pipa itu masing-masing rusak sepanjang 900 meter hingga 1,1 kilometer. Pipa air bersih tersebut menggunakan paralon berukuran diameter 1,5-3 inchi. “Aliran air bersih berhenti sampai sekarang,” ujarnya di Desa Jeruk, Senin (10/7/2019).
Menurut Joko, selama ini warga Jeruk mengandalkan suplai air bersih yang dialirkan jaringan pipa tersebut untuk memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari. Kini, sekitar 700 keluarga Desa Jeruk kesulitan air bersih.
“Untuk sementara ini ada bantuan air bersih masuk dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Boyolali, PMI, dan sukarelawan. Sebagian warga juga ada yang membeli air bersih sendiri,” katanya.
Joko berharap, Pemkab Boyolali segera membantu perbaikan kerusakan pipa. Pasalnya, selain membutuhkan biaya besar untuk membeli pipa baru, umumnya pipa yang rusak itu berada di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau di bagian lereng gunung. “Warga sewaktu-waktu siap membantu tenaga untuk perbaikan pipa,” katanya.
Secara terpisah, ulu-ulu atau perangkat desa bidang sumber daya air Desa Seboto, Kecamatan Ampel, Boyolali, Samsi Muhtarom mengatakan, warga Seboto kini juga kesulitan air bersih. Ini karena pipa paralon sepanjang lebih kurang 2 kilometer yang mengalirkan air bersih dari mata air di lereng Gunung Merbabu juga rusak terbakar. Warga kini mengandalkan air bersih dari bantuan sukarelawan dan BPBD Boyolali. “Kami sudah melaporkan masalah ini kepada BPBD Boyolali,” katanya.
Kepala BPBD Boyolali Bambang Sinungharjo mengatakan, ada empat desa terdampak kesulitan air bersih akibat rusaknya jaringan pipa di lereng Merbabu pascakebakaran hutan. Keempat wilayah itu, yaitu Desa Jeruk di Kecamatan Selo, Ngaggrong dan Seboto di Kecamatan Ampel; dan Kembangkuning di Kecamatan Cepogo.
“Perbaikan diupayakan secepatnya. Saat ini sedang dilakukan pengadaan pipa-pipa paralon untuk mengganti yang rusak. Perbaikan ditargetkan selesai akhir Oktober,” katanya.
Bambang mengatakan, selama upaya perbaikan pipa dilakukan, BPBD Boyolali akan terus menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat. Bantuan air bersih disalurkan secara bergiliran ke desa-desa yang terdampak menggunakan armada truk tangki.