Sinergi TNI Dibutuhkan untuk Kawal Pilkada di Jabar 2020
Sinergi TNI dengan berbagai elemen masyarakat Jawa Barat diharapkan semakin solid terutama dalam menghadapi agenda politik seperti pilkada yang akan berlangsung di delapan daerah Jawa Barat pada 2020.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-74 Tentara Nasional Indonesia di Jawa Barat dilaksanakan di Lapangan Gasibu, Bandung, Sabtu (5/10/2019). Sinergi TNI dengan berbagai elemen masyarakat Jawa Barat diharapkan semakin solid, terutama dalam menghadapi agenda politik, seperti pemilihan kepala daerah yang akan berlangsung di delapan daerah Jawa Barat pada 2020.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengapresiasi TNI yang telah hadir dan memberikan rasa aman bagi warga Jabar. Dia berharap, bersama TNI, Jabar bisa menjadi percontohan bagi masyarakat yang cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
”Masyarakat yang cinta NKRI bisa guyub rukun dan menyelesaikan masalah dengan silaturahmi,” ujarnya saat hadir dalam upacara.
Sinergi dan soliditas tersebut, lanjut Kamil, dibutuhkan Jabar terutama dalam mengawal delapan pilkada di Jabar yang akan dilaksanakan serentak tahun 2020. Kedelapan daerah ini mencakup Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Karawang, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kota Depok.
Upacara dipimpin Panglima Kodam III/Siliwangi Letnan Jenderal Tri Soewandono yang juga Sekretaris Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan. Selain Gubernur Jabar, hadir juga Kepala Polda Jabar Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi dan Ketua DPRD Jabar Taufik Hidayat.
Dalam sambutannya, Tri menyampaikan amanah Panglima TNI untuk menjaga profesionalitas dalam melaksanakan tugas negara. Ia menuturkan, konsep pertahanan tidak terbatas pada teritorial saja, tetapi juga berbagai dimensi. Perang siber dengan berbagai informasi yang beredar bisa merusak kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Untuk menghadapi ancaman tersebut, TNI harus bersinergi dengan berbagai komponen bangsa lainnya, antara lain kepolisian, pemerintah, dan tokoh politik.
TNI harus bersinergi dengan berbagai komponen bangsa lainnya.
”Sebagai alat negara, tugas TNI tidak terlepas dari perubahan lingkungan yang berkembang dinamis dan semakin kompleks. Perkembangan dunia telah menciptakan dimensi metode peperangan baru, kemajuan teknologi membawa dampak disruptif di berbagai bidang,” paparnya.
Panglima TNI, ujar Tri, menekankan soliditas setiap personel dalam memegang teguh nilai-nilai keprajuritan serta kemanunggalan dengan rakyat. Dengan sinergi dan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas, TNI optimistis bisa menjadi pemersatu dan perekat bangsa.
”Berbagai kekuatan yang bersatu itu akan menghasilkan energi yang luar biasa bagi kemajuan bangsa,” ucap Tri.
”Kami berharap sinergi dan soliditas itu ada selamanya. Tidak hanya TNI dan Polri, tetapi juga dengan pemerintahan dan tokoh masyarakat,” lanjutnya.
Ridwan Kamil menambahkan, arus informasi negatif berupa kabar bohong (hoaks) dan ujaran kebencian perlu diantisipasi karena masuk dalam perang informasi dan teknologi.
”Jika memungkinkan, sebagai antisipasi, kami juga akan mendukung dengan teknologi yang dibutuhkan,” ujarnya.
Salah satu instrumen yang dimiliki Jabar adalah Program Jabar Saber Hoaks yang berfungsi memverifikasi berita yang beredar di media sosial.