40.000 Liter Air untuk Padamkan Bara Api di Merapi
Sebanyak empat truk pengangkut air dikerahkan untuk membantu pemadaman api di grid D5, kawasan hutan Taman Nasional Gunung Merapi di wilayah Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sebanyak empat truk pengangkut air dikerahkan untuk membantu proses pemadamanan bara api di grid D5, kawasan hutan Taman Nasional Gunung Merapi, di wilayah Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (5/10/2019). Total keseluruhan volume air yang akan disemprotkan diperkirakan mencapai 40.000 liter.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Wiryawan mengatakan, upaya pemusnahan bara api itu juga melibatkan sedikitnya 50 personel. Mereka merupakan kekuatan gabungan relawan dari TNGM, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), warga sekitar, TNI, dan polisi.
Empat truk pengangkut air akan bergerak mendekati lokasi kebakaran. Satu truk mengangkut 10.000 liter air dan hanya menyemprotkan air dalam sekali jalan. Adapun air disedot dan disemprotkan menggunakan mesin pompa air.
Api kebakaran di kawasan hutan di Gunung Merapi diketahui mulai berkobar pada Jumat (4/10) sekitar pukul 11.10. Segera setelah itu, ratusan personel dari tim gabungan bergerak melakukan upaya pemadaman.
Api kebakaran di kawasan hutan di Gunung Merapi diketahui mulai berkobar pada Jumat (4/10) sekitar pukul 11.10.
Pukul 14.55, kobaran api sudah berhasil dipadamkan, tetapi masih tersisa bara api di sejumlah titik. Pukul 15.48, bara api di sejumlah lokasi diketahui kembali membesar. Jumat sekitar pukul 18.00, api berhasil dikendalikan, tetapi masih ada bara api di sejumlah titik.
Jumat malam, puluhan warga, dan relawan dari empat desa di sekitar lokasi kebakaran terus bersiaga melakukan pemantauan bara api agar tidak membesar. Empat desa yang dimaksudkan adalah Desa Ngablak, Desa Mranggen, Desa Tegalrandu, dan Desa Ngargosoko, yang semuanya berada di wilayah Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
Wiryawan mengatakan, karena kondisi api yang belum bisa dipadamkan sempurna, pihaknya pun belum bisa menghitung total keseluruhan luas areal terbakar. Pihak TNGM juga belum mengetahui penyebab atau pemicu terjadinya kebakaran. ”Kami belum bisa memastikan, tetapi selama ini kebakaran biasanya sering kali dipicu oleh faktor kelalaian manusia,” ujarnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto mengatakan, pihaknya siap untuk ikut mengerahkan personel pada upaya pemadaman hari ini.
Kebakaran, menurut Edy, adalah bahaya yang berpotensi tinggi terjadi di musim kemarau seperti sekarang. Selain di kawasan Gunung Merapi, pada Jumat kebakaran juga terjadi di lahan milik warga di Dusun Gupit di Desa Kebonsari, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Api diketahui berkobar mulai pukul 09.00 dan baru berhasil dipadamkan pada Jumat sekitar pukul 18.22. ”Api sulit dipadamkan karena angin bertiup sangat kencang,” ujarnya.
Kejadian tersebut sempat membuat warga khawatir dan cemas karena lahan yang terbakar hanya berjarak sekitar 130 meter dari permukiman warga. Adapun total luas areal yang terbakar mencapai sekitar 4 hektar. Lahan yang terbakar ditanami beberapa jenis pepohonan dan rumpun bambu.