Pemerintah Kota Bandung menargetkan upaya pembersihan drainase dan sungai bakal rampung hingga akhir Oktober. Harapannya, langkah itu bisa meminimalkan potensi banjir saat musim hujan tiba.
Oleh
Samuel Oktora
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS-Pemerintah Kota Bandung menargetkan upaya pembersihan drainase dan sungai bakal rampung hingga akhir Oktober. Harapannya, langkah itu bisa meminimalkan potensi banjir saat musim hujan tiba.
“Kami punya program mapag hujan. Targetnya, membersihkan drainase di permukiman, jalan raya, dan sungai-sungai. Pemetaan kawasan akan dimulai tanggal 5 Oktober. Harapannya, program itu bisa berjalan pada 9 Oktober. Total personil yang akan diturunkan mendukung program ini sekitar 2.000 orang," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Didi Ruswandi di Bandung, Kamis (3/10/2019).
Pemkot Bandung menaruh perhatian pada hal ini mengingat dampak banjir rentan memakan korban jiwa. Pada tahun 2016 lalu, banjir di Kota Bandung merenggut nyawa Ade Sudrajat, warga Hegarmanah.
Selain itu, Pemkot Bandung juga menggalakkan pembuatan drumpori memanfaatkan drum baik dari jenis galvanis dan maupun plastik. Setiap drum berkapasitas 220 liter dengan 30 lubang untuk jalur resapan air yang dibenamkan ke tanah. Dengan kecepatan daya serap air sekitar 20 menit, alat ini diyakini bisa mengurangi aliran air permukaan saat musim hujan.
“Kami sudah membuat 550 drumpori yang ditempatkan di berbagai titik. Wali Kota Bandung sudah menginstruksikan mulai tahun depan, tiap RW membuat 10 titik drumpori. Bila di Bandung terdapat lebih kurang 1.500 RW, maka akan ada 15.000 titik drumpori,” ucap Didi.
Kami sudah membuat 550 drumpori yang ditempatkan di berbagai titik. Wali Kota Bandung sudah menginstruksikan mulai tahun depan, tiap RW membuat 10 titik drumpori
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Aliran Sungai di Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Erni Setiawati menuturkan, jelang musim hujan pengerukan dilaksanakan di tiga sungai yang mengalir di kawasan timur Bandung, yakni Sungai Cinambo, Cidurian, dan Sungai Cipamokolan.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung, Tony Agus Wijaya mengatakan, awal musim hujan di Jawa Barat diprakirakan berkisar antara bulan Oktober sampai Desember 2019. “Perlu diantisipasi bencana hidrometeorologi seperti gerakan tanah, banjir, dan banjir bandang. Salah satunya perlu perbaikan pada drainase dan sungai dari sampah agar aliran air tidak terhambat,” kata Tony.