istem kelistrikan interkoneksi Sulawesi Selatan (Sulsel)-Sulawesi Tenggara (Sultra) tersambung dan mulai beroperasi. Dengan pengoperasian ini, surplus listrik Sulsel bisa dipasok untuk memenuhi kebutuhan listrik.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS - Sistem kelistrikan interkoneksi Sulawesi Selatan (Sulsel)-Sulawesi Tenggara (Sultra) tersambung dan mulai beroperasi. Dengan pengoperasian ini, surplus listrik Sulsel bisa dipasok untuk memenuhi kebutuhan listrik di sebagian Sultra. Tak hanya memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga, interkoneksi ini akan berdampak signifikan pada sektor industri di Sultra.
“Kami sudah mengoperasikan tegangan secara satu jalur terhadap jaringan transmisi bertegangan 150 kilo volt yang terbentang dari Wotu, Sulsel hingga Kendari, Sultra. Interkoneksi ini akan mengoptimalkan sistem kelistrikan wilayah Sulawesi bagian selatan dan meningkatkan keandalan dan efisiensi sistem kelistrikan Sulawesi Tenggara. Surplus daya sebesar sedikitnya 400 mega watt (MW) di Sulsel kini dapat terpasok ke Sistem Sultra,” kata General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Selatan I Putu Riasa di Makassar, Minggu (22/9/2019).
Sistem kelistrikan interkoneksi Sulsel-Sultra mulai tersambung Kamis (19/9/2019). Ini adalah ujung dari proses panjang membangun jaringan interkoneksi yang dimulai sejak 2011. Walau dimulai sejak 2011, namun, berbagai kendala, terutama pembebasan dan kompensasi lahan, membuat proyek besar yang sedianya rampung pada tahun 2017 jadi terhambat.
Tersambungnya sistem kelistrikan Sulsel dan Sultra menjadi peluang bagi pertumbuhan sektor industri di Sultra diantranya sektor pertambangan nikel. Salah satu perusahaan di Kolaka misalnya, PT Ceria Nugraha Indotama saat ini membangun industri pertambangan nikel dengan rencana empat Smelter untuk pengolahan bijih nikel dan cobalt.
PLN terus menggenjot pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Khusus di Sulawesi, PLN menargetkan interkoneksi Pulau Sulawesi dapat terwujud di akhir tahun 2019. Sampai dengan tahun 2027, PLN juga menargetkan pembangunan pembangkit dengan total daya sebesar 1.765 MW, Gardu Induk dengan kapasitas total 4.813 MVA dan transmisi dengan panjang total 4.361 Kms, kata I Putu Riasa
“Kami membutuhkan sedikitnya 350 MW listrik untuk pabrik. Kami menarget pabrik bisa rampung 2021. Saat ini pasokan listrik baru 100 MW. Kami berharap saat pabrik rampung, pasokan listrik juga tersedia. Bila pabrik ini jalan, ratusan bahkan ribuan tenaga kerja bisa diserap. Pemerintah juga bisa mendapat pemasukan dari pajak ekspor karena produk kami sebagian besar diekspor,” kata Manager Infrastruktur dan Project Development PT CNI, Dhani Rosa Pratama, beberapa waktu lalu.
Kebutuhan warga
Tak hanya industri, listrik juga menjadi kebutuhan bagi warga. Di sebagian Sultra, pemadaman listrik bergilir masih sering terjadi. Sementara PLN Sulselrabar memiliki daya mampu netto sebesar 1.908 MW. Adapun daya mampu pasok 1.438 MW. Dengan beban puncak sekitar 1.131 MW, maka kelebihan daya listrik mencapai 400-lebih 500 MW. Kelebihan ini yang akan dipasok melalui sistem interkoneksi.
Akhir Desember lalu, PLN mengajak sejumlah wartawan termasuk Kompas untuk melihat penyelesaian proyek di wilayah Kolaka, Kolaka Utara, hingga Kendari.
Proyek interkoneksi ini meliputi pembangunan menara jaringan Saluran Udara Tengangan Tinggi sebanyak 1.265 yang membentang antara Wotu, Sulsel hingga Kendari, Sultra. Menara setinggi 30-45 meter ini melintasi hutan, kebun, hingga persawahan milik warga. Selain menara, juga dibangun enam gardu induk di Wotu, Mailili, Lasusua, Kolaka, Unaaha, dan Kendari.
Manager Unit Pelaksana Proyek Pembangkit dan Jaringan Hidbar Saragih mengatakan setelah pengoperasian tegangan sayu jalur, akan dilanjutkan dengan jalur kedua.
I Putu Riasa mengatakan proyek ini adalah bagian dari proyek listrik 35.000 MW yang dicanangkan Jokowi.
“PLN terus menggenjot pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Khusus di Sulawesi, PLN menargetkan interkoneksi Pulau Sulawesi dapat terwujud di akhir tahun 2019. Sampai dengan tahun 2027, PLN juga menargetkan pembangunan pembangkit dengan total daya sebesar 1.765 MW, Gardu Induk dengan kapasitas total 4.813 MVA dan transmisi dengan panjang total 4.361 Kms,” katanya.