Kegembiraan melingkupi pasangan Yuningsih (25) dan Imam Yasir Kharis (22). Pasangan ini mendapat empat momongan langsung setelah Yuningsih melahirkan empat bayi perempuan kembar identik.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Kegembiraan melingkupi pasangan Yuningsih (25) dan Imam Yasir Kharis (22). Pasangan ini mendapat empat momongan langsung setelah Yuningsih melahirkan empat bayi perempuan kembar identik. Keempat bayi masih dirawat secara intensif karena berat badan mereka yang kurang.
”Senang banget rasanya. Saya tidak menyangka bisa punya bayi kembar empat,” kata Yuningsih saat ditemui di Rumah Sakit Umum Wiradadi Husada di Sokaraja, Kamis (19/9/2019) siang. Bayi tersebut lahir di RSU Wiradadi Husada, Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (18/9) sore, dengan bobot masing-masing 1.835 gram, 1.135 gram, 1.455 gram, dan 950 gram.
Keempatnya kini ditempatkan di dalam inkubator karena beratnya masing-masing di bawah berat bayi normal 2.500 gram. Keempatnya lahir dengan cara operasi karena posisi bayi pertama sungsang dengan pantat di bagian bawah.
Yuningsih mengatakan, saat pemeriksaan kandungan dengan ultrasonografi (USG) di awal kehamilan, tampak dua janin di kandungannya. Namun, pada pemeriksaan selanjutnya ternyata dirinya dikaruniai empat bayi kembar.
Sehari saya bisa makan sampai lima atau enam kali.
Banyaknya bayi yang Yuningsih kandung membuat ia jadi lebih sering makan. ”Sehari saya bisa makan sampai lima atau enam kali,” tuturnya.
Selama hamil, lanjut Yuningsih, keinginannya atau dalam bahasa Jawa disebut ngidam adalah buah mangga muda yang masih ada tangkainya. ”Saya cuma ingin itu saja. Setelah dibelikan suami, tidak saya makan juga,” ujarnya.
Keempat bayi ini merupakan kehamilan kedua bagi Yuningsih. Di kehamilan pertama ia mengalami keguguran.
Sejauh ini, baik dari keluarga Yuningsih maupun dari sang suami tidak memiliki riwayat keturunan kembar. ”Dari keluarga saya dan istri tidak ada saudara yang kembar,” kata Imam, suami Yuningsih yang merupakan warga Desa Karangtengah, Baturraden, Banyumas.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RSU Wiradadi Husada, Pritasari Dewi Damayanti, mengatakan, bayi kembar memang berisiko memiliki berat badan kurang. ”Pada bayi kembar, plasentanya cuma satu, sementara bayi lebih dari satu sehingga mereka berebut nutrisi. Jadi, pasti ada yang besar dan kecil,” kata Pritasari.
Fenomena bayi kembar empat atau kuadruplet pun termasuk langka. ”Kembar dua itu perbandingannya sekitar 1 dari 90 kelahiran. Kalau kembar tiga 1 dari 8.000 kelahiran, dan kalau kembar 4, 1 dari 700.000 kelahiran. Itu jarang sekali,” paparnya.
Penyebab bayi kembar, lanjut Pritasari, antara lain faktor bangsa, ras dan suku, faktor genetik, faktor induksi ovulasi, seperti kasus bayi tabung dan inseminasi, serta faktor tidak diketahui. ”Untuk (kembar empat) yang ini faktornya tidak diketahui atau idiopatik,” katanya.
Manajer Pelayanan Medis RSU Wiradadi Husada, dokter Aji Darundriyo, menyampaikan, Yuningsih merupakan pasien rujukan dari Puskesmas Baturraden. Adapun biaya persalinan dan perawatan bayi ditanggung oleh BPJS Kesehatan.