Kebakaran Gunung Merbabu Belum Padam, Ada Dua Titik Api
Kebakaran hutan di kawasan Gunung Merbabu di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, belum padam. Hingga, Sabtu (14/9/2019) siang, masih ada dua titik api terpantau di wilayah Selo dan Ampel.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
BOYOLALI, KOMPAS — Kebakaran hutan di kawasan Gunung Merbabu di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, belum padam. Hingga, Sabtu (14/9/2019) siang, masih ada dua titik api terpantau di wilayah Selo dan Ampel.
Kepala Subbag Tata Usaha di Balai Taman Nasional Gunung Merbabu Johan Setyawan menyebutkan berdasarkan pantauan sampai dengan pukul 12.00, Sabtu, lokasi yang masih terbakar saat ini masuk Resor Selo dan Resor Ampel. ”Hamparan spasial yang terbakar sampai dengan saat ini diperkirakan kurang lebih 260 hektar,” katanya di Boyolali, Sabtu.
Johan mengatakan, sejumlah upaya penanganan kebakaran terus dilakukan dari beberapa posko. Di Posko Resor Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, 64 personel gabungan dari unsur Masyarakat Peduli Api (MPA), sukarelawan, dan kelompok pencinta alam, telah bekerja sejak pagi.
Di Posko Resor Selo, Kecamatan Selo, sebanyak 200 orang dari unsur MPA, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah, kelompok pecinta alam, masyarakat, relawan dan satu pleton Kepolisian Resor Boyolali, naik menuju blok Pandeyan dan Nglorok, Gunung Merbabu.
Dari Posko Ampel, Boyolali, sebanyak 299 personel gabungan dari berbagai elemen, di antaranya sukarelawan, Banser NU, TNI, Polri, dan masyarakat bergerak mulai pukul 04.30, Sabtu, menuju dua lokasi berbeda.
”Dilakukan pengendalian dan pembuatan sekat bakar untuk melokalisasi kobaran api agar kebakaran tidak meluas,” jelasnya.
Menurut Johan, upaya penanganan kebakaran hutan kawasan Gunung Merbabu dilakukan dilakukan secara manual dan dengan pembuatan sekat bakar. Balai Taman Nasional Gunung Merbabu juga telah berkirim surat kepada Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk meminta bantuan pemadaman dari udara menggunakan helikopter.
Pengeboman air (water boombing) dari udara menggunakan helikopter belum bisa dipastikan. Helikopter yang ada sedang difokuskan untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Riau.
Akan tetapi, pengeboman air (water boombing) dari udara menggunakan helikopter belum bisa dipastikan. Helikopter yang ada sedang difokuskan untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Riau.
Joko Purnomo, sukarelawan Primapala dari Desa Ngadirojo, Kecamatan Ampel, mengatakan, sebanyak 60 sukarelawan menjaga jaringan pipa air bersih di Gumuk Kethu, Gunung Merbabu, agar tidak ikut terbakar. Saat ini, kobaran api berjarak sekitar satu kilometer dari jaringan pipa, yang mengalirkan air bersih dari mata air di lereng Gunung Merbabu ke Desa Ngadirojo.
”Sukarelawan standby, berjaga-jaga agar api jangan sampai mendekat pipa. Kalau jaringan pipa air bersih ini terbakar, warga Ngadirojo akan kesulitan air bersih,” katanya.