Pemprov NTB Tanda Tangani Kesepakatan dengan Pengusaha Malaysia
Sebanyak 25 pengusaha asal Malaysia menandatangani kerjasama kesepahaman bisnis Letter of Intent dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Rabu (11/9/2019) di Mataram. Kerjasama dilakukan di berbagai bidang.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS--Sebanyak 25 pengusaha asal Malaysia menandatangani kerjasama kesepakatan bisnis Letter of Intent dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Rabu (11/9/2019) di Mataram. Kerjasama dilakukan di berbagai bidang antara lain pariwisata, perindustrian, pertanian dan kesehatan.
Menurut Presiden Dewan Pengusaha Islam Malaysia, Tuan H Mohammad Sahar Mat Din, selaku pimpinan delegasi pengusaha, kerjasama itu merupakan tindaklanjut kunjungan Gubernur NTB ke Malaysia. Kunjungan ke NTB ini telah dipersiapkan selama sebulan, kemudian pihaknya selama empat hari bereliling di NTB untuk memutuskan bidang yang dikerjasamakan.
“Yang datang ke NTB ini adalah syarikat dan kampeni yang berkeupayaan/ berkomitman untuk melabur dan meningkatkan hubungan bisnis kedua-dua wilayah,” ujar Sahar Mat Din.
Gubernur NTB, Zulkiflimansyah mengatakan, pendatanganan Letter of Intent tidak sebatas kepetingan bisnis, melainkan juga menjalin hubungan sosial dan budaya antara NTB dengan Malaysia yang memiliki hubungan serumpun. “Ini juga sebuah upaya saling mengenal, saling memahami kemudian saling membantu sebagai negeri serumpun. Apa yang dimakan (di Malaysia) sama rasanya yang dimakan di NTB. Kokok ayam di NTB, suaranya sama dengan di Malaysia,” ujarnya.
Bila hubungan bisnis terjalin dengan baik, dampak ekonominya akan dirasakan di NTB, diantaranya bidang pariwisata akan terdongkrak diikuti peningkatan frekuensi penerbangan rute Lombok-Malaysia. Hal itu terjadi karena wisatawan Malaysia adalah wisatawan terbanyak yang datang ke Lombok.
Bila hubungan bisnis terjalin dengan baik, dampak ekonominya akan dirasakan di NTB.
Adapun bidang yang dikerjasamakan antara lain pertanian dan perkebunan meliputi pengembangan komoditas cokelat, jagung dan gula aren, kemudian bidang peternakan berupa pengembangan budi daya ternak sapi. Selain itu bidang kesehatan perihal penelitian dan bisnis farmasi, bidang kehutanan dan lingkungan hidup tentang pengembangan kawasan hutan sebagai destinasi wisata dan pembangunan mesin pemroses sampah.
Kemudian bidang perindustrian meliputi pembangunan pabrik kanal dan spandek sebagai bahan bangunan rumah tahan gempa. Rencananya pabrik akan pabrik di lokasi Science Technologi Industrial Park, Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri, Lombok Barat.
Di bidang peternakan dan pertanian, para pengusaha itu akan membangun fasilitas pakan unggas dan ternak, yang lokasinya di Pulau Sumbawa. Sumbawa dipilih karena keterdekatan dengan sumber produksi dan bahan baku jagung yang areal pertanaman terbesarnya di Kabupaten Sumbawa dan Dompu.
"Keberadaan fasilitas pakan itu menjadi keinginan Pemprov NTB, karena akan membuka lapangan kerja dan sumber penghasilan penduduk. Selain itu juga meningkatkan nilai jual komoditi dibanding bila dipasarakan dalam bahan baku mentah," kata Husnul Fauzi, Kepala Dinas Pertanian NTB.
Adapun di bidang kesehatan, kerjasama dilakukan dengan Laboratorium Hepatika Mataram. Laboratorium ini memproduksi reagen untuk mendeteksi penyakit Hepatitis dan Human Immunodeficiency Virus/HIV.
Reagen itu adalah hasil temuan antara lain Prof Mulyanto, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Mataram di Mataram. Ia terinsiprasi oleh tingginya penderita hepatitis sementara pemeriksaan darah penderita perlu biaya mahal. Reagen itu relatif murah harganya dibanding produk luar negeri.