Ratusan pengemudi Go-Jek di Kota Bandar Lampung, Lampung, menggelar unjuk rasa di depan kantor perwakilan Go-Jek setempat, Kamis (5/9/2019). Mereka memrotes pemotongan bonus untuk para mitra.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS – Ratusan pengemudi Go-Jek di Kota Bandar Lampung, Lampung, menggelar unjuk rasa di depan kantor perwakilan Go-Jek setempat, Kamis (5/9/2019). Mereka memrotes pemotongan bonus kinerja bagi para mitra Go-Jek yang diberlakukan mulai 2 September.
Unjuk rasa berlangsung pukul 10.00-15.00. Pendemo berorasi dan membentangkan spanduk berisi sejumlah tuntutan di depan kantor Go-Jek. Mereka juga membakar beberapa atribut seperti jaket dan helm.
Banyaknya massa pengemudi Go-Jek yang ikut unjuk rasa membuat jalan protokol di sekitar lokasi ditutup. Polisi mengalihkan arus lalu lintas karena massa memenuhi ruas jalan utama. Tak hanya polisi, aparat TNI juga turut berjaga di sekitar lokasi.
Sementara itu, kantor Go-Jek Lampung justru tutup saat unjuk rasa berlangsung. Tidak ada karyawan yang beraktivitas di dalam kantor. Massa juga tidak berhasil melakukan mediasi dengan pihak perwakilan manajemen Go-Jek di Lampung.
Kordinator Aksi Miftahul Huda mengatakan, pengemudi Go-Jek di Lampung menolak pemotongan bonus yang dilakukan manajemen Go-jek secara sepihak sejak 2 Sepetember. Sebelumnya, pengemudi yang telah mengumpulkan 30 poin mendapat bonus Rp 160.000 per hari. Namun, sejak tiga hari lalu, bonus dipotong hanya menjadi Rp 80.000 per hari.
“Kami menuntut pihak Go-Jek mengembalikan hak-hak kami karena bonus merupakan komponen dari kesejahteraan mitra Goj-Jek,” katanya di sela-sela aksi demo.
Miftahul mengatakan, pihaknya menyesalkan tidak ada pihak Go-Jek yang berada di kantor. Tutupnya kantor Go-Jek mengindikasikan pihak manajemen terkesan mengabaikan tuntutan mitra.
Sementara itu, Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung Ajun Komisaris Besar Yudy Chandra Erlianto meminta para demonstran tidak bertindak anarkistis dan mengganggu lalu lintas di jalan utama Kota Bandar Lampung. Polisi bersama TNI berjaga untuk memastikan aksi unjuk rasa berjalan aman. Hingga Kamis sore, belum ada pihak manajemen yang dapat dikonfirmasi terkait unjuk rasa tersebut.
Selain unjuk rasa, sejumlah pengemudi Go-Jek di Bandar Lampung juga memilih mogok kerja selama tiga hari terakhir. Hal ini sebagai bentuk protes karena pemotongan bonus membuat penghasilan pengemudi Go-Jek berkurang.
“Kami harus bekerja dari pagi sampai tengah malam demi mengumpulkan poin dan mendapatkan bonus. Ternyata bonus berkurang,” keluh Candra, salah satu pengemudi Go-Jek.
Aksi unjuk rasa ratusan pengemudi Go-Jek dikeluhkan sejumlah warga di Bandar Lampung. Sejumlah pelaku usaha juga kesulitan mengantarkan barang pesanan pada konsumen karena tidak ada kurir.
Riris Andriani (30), penjual parfum yang berjualan secara daring menuturkan, selama ini dia amat bergantung pada pengemudi Go-Jek. Riris mengaku kehilangan beberapa konsumen yang membatalkan pembelian parfum karena tidak kunjung mendapat kurir saat memesan melalui aplikasi Go-Jek.