Dua Kelompok di Bandung Aspirasikan Suara untuk Papua
Dua kelompok massa dan mahasiswa yang berbeda pandangan berunjuk rasa di depan gerbang Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (2/9/2019), terkait eskalasi masalah Papua. Untuk menghindari gesekan, polisi membagi lokasi unjuk rasa menjadi dua titik sehingga kedua kelompok tidak bersinggungan.
Oleh
Samuel Oktora
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Dua kelompok massa dan mahasiswa yang berbeda pandangan berunjuk rasa di depan gerbang Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (2/9/2019), terkait eskalasi masalah Papua. Untuk menghindari gesekan, polisi membagi lokasi unjuk rasa menjadi dua titik sehingga kedua kelompok tidak bersinggungan.
Satu kelompok yang berdemonstrasi dari kalangan mahasiswa Papua yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Setanah Papua-Jawa Barat, Aliansi Mahasiswa Papua, dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua. Kelompok yang berjumlah sedikitnya 50 orang ini antara lain menyuarakan penentuan nasib sendiri untuk mengakhiri rasisme dan penjajahan di Papua Barat.
Sementara kelompok yang lain tergabung dalam Forum Masyarakat Jawa Barat dan Papua untuk NKRI (Formas Japri). Dalam kelompok ini turut bergabung pula Gerakan Pemuda (GP) Anshor Kota Bandung serta Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI/Polri (FKPPI) Kota Bandung.
Kelompok dari mahasiswa Papua ini tiba lebih dulu di depan gerbang Gedung Sate sekitar pukul 11.30. Disusul kemudian massa dari Formas Japri yang datang ke lokasi yang sama sekitar pukul 12.30.
Setiap kelompok masing-masing saling berorasi. Jajaran Kepolisian Resor Kota Besar Bandung mengamankan aksi dengan membagi unjuk rasa di dua titik agar setiap kelompok leluasa menyampaikan aspirasinya sehingga tidak terjadi bentrokan.
”Yang menjadi tuntutan kami, hentikan kekerasan dan pelanggaran HAM di Papua, juga hentikan isu SARA yang dipolitisasi pihak tertentu hingga masalah ini berkepanjangan. Papua tetap bagian NKRI,” kata koordinator lapangan Formas Japri, Aldo.
Sementara itu, Ketua Organisasi Kaderisasi Keanggotaan (OKK) FKPPI Kota Bandung Robert Kennedy mengatakan, aksi ini sebagai bentuk dukungan moral bagi warga Papua.
”Papua adalah saudara kita, bagian dari NKRI. Masalah yang terjadi saat ini harus diselesaikan bersama-sama, bukan referendum. Jangan sampai terjadi perpecahan. Ini juga perlu diwaspadai adanya komprador dan asing yang memanfaatkan situasi untuk memisahkan Papua dari NKRI,” ujar Robert.
Kepala Polrestabes Bandung Komisaris Besar Irman Sugema mengatakan, dua aksi unjuk rasa ini berlangsung kondusif. Irman juga turut mengawal para mahasiswa Papua ketika usai berdemonstrasi dengan berjalan kaki kembali ke asrama mereka di Jalan Cilaki yang berjarak sekitar 1 kilometer dari Gedung Sate.
”Mereka (mahasiswa Papua) kami kawal supaya perjalanan aman tiba di asrama dan arus lalu lintas juga lancar,” ucap Irman.