Indonesia Tetap Bersama Rakyat Palestina demi Perdamaian dan Kemanusiaan
Indonesia terus berkomitmen mengusung isu perdamaian dan kemanusiaan di kancah politik internasional, termasuk dalam perjuangan hak-hak rakyat Palestina. Bentuk dukungan tersebut antara lain dengan mendidik para diplomat Palestina dan penerapan nol tarif untuk beberapa produk Palestina.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Indonesia terus berkomitmen mengusung isu perdamaian dan kemanusiaan di kancah politik internasional, termasuk dalam perjuangan hak-hak rakyat Palestina. Bentuk dukungan tersebut antara lain dengan mendidik para diplomat Palestina dan penerapan nol tarif untuk beberapa produk Palestina.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, pada kuliah umum dalam rangkaian "Diplo Fest" di kampus Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah, Jumat (30/8/2019), mengatakan, Indonesia konsisten memberi bantuan kepada organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani para pengungsi Palestina.
"Banyak pihak bertanya apakah Indonesia akan tetap membantu perjuangan Palestina meski akan lebih banyak tantangannya ke depan. Ya, Indonesia tetap akan bersama rakyat Palestina. Kita terus mendampingi dan memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina," kata Retno.
Menurut Retno, dukungan Pemerintah Indonesia di antaranya dengan mendidik para diplomat Palestina dan penerapan nol tarif untuk beberapa produk Palestina. Politik luar negeri Indonesia secara konsisten menghormati prinsip-prinsip yang memang sudah menjadi persetujuan bersama, seperti Piagam BB. "Namun, saat ini, beberapa pihak berusaha tidak mematuhi prinsip-prinsip tersebut," ucapnya.
Menurut dia, jika kian banyak pihak tidak patuh dan terjadi sesuatu pada dunia, maka yang dirugikan selalu negara-negara kecil dan berkembang. Karena itu, Indonesia selalu mendorong multilateralisme dan penghormatan akan kedaulatan negara-negara di dunia.
Indonesia, kata Retno, tidak akan pernah lelah memperjuangkan prinsip-prinsip di dalam politik luar negeri. "Apa yang diapresiasi dari luar (negara-negara lain) terhadap Indonesia ialah diplomasi untuk perdamaian dan diplomasi untuk kemanusiaan," kata mantan duta besar RI untuk Belanda itu.
Isu pemeliharaan perdamaian dan perlindungan warga sipil dalam konflik bersenjata memang menjadi dua isu pokok Indonesia selama masa kepemimpinan di Dewan Keamanan PBB pada 1-31 Mei 2019. Palestina merupakan salah satu isu yang diangkat. (Kompas, 3/5).
Sebelumnya, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Jose Antonio Morato Tavares, di Semarang, Kamis (29/8), mengatakan, perdamaian merupakan salah satu yang diupayakan sejak lama di Asia Tenggara. Itu juga yang membuat ASEAN harmonis.
Terlebih, ASEAN atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara telah berusia 52 tahun. "Situasi politik menjadi salah satu hal yang kami kerja samakan, selain bidang lainnya seperti perdagangan, penanganan kriminalitas transaksional, dan pemberantasan narkoba," kata Jose.
Rektor Undip Yos Johan Utama, menuturkan, Indonesia bisa menjadi negara yang mendorong perdamaian, salah satunya karena Indonesia sendiri memiliki Pancasila. Karena itu, persatuan dan kesatuan perlu terus dirawat, agar jangan merasa memiliki saat sudah kehilangan.