Hargai Kreativitas Seni untuk Hormati Warisan Leluhur
The Apurva Kempinski Bali bersama Tulola Jewelry menggelar perayaan dan penghargaan untuk menghargai kreativitas seni. Melalui pameran bertajuk ”A Celebration of Indonesian Craftmanship” mereka hendak menghormati para perajin yang terus mengembangkan karya warisan leluhur.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — The Apurva Kempinski Bali bersama Tulola Jewelry menggelar perayaan dan penghargaan untuk menghargai kreativitas seni. Melalui pameran bertajuk ”A Celebration of Indonesian Craftmanship” mereka hendak menghormati para perajin yang terus mengembangkan karya warisan leluhur.
The Apurva Kempinski Bali menggandeng konseptor brand Tulola Jewelry Happy Salma sebagai penasihat seni kehormatan resor bintang lima di pesisir Pantai Sawangan, Nusa Dua, Bali. Dalam pameran ini, Happy menampilkan sejumlah koleksi terbaru Tulola Jewelry, di antaranya, perhiasan bertema ”Perjalanan Kenangan”, ”Juwita Malam”, dan ”Hujan Kata” serta ”Tanah Air”. Konsep perhiasan bertema ”Hujan Kata” diinspirasi dari buku Bumi Manusia. Adapun perhiasan bertema ”Tanah Air” diinspirasi dari buku berjudul Tanah Air.
Director of Marketing The Apurva Kempinski Bali Danti Yuliandari mengatakan, pelibatan Happy Salma untuk mengapresiasi budaya Indonesia dan menghargai para senimannya. ”Kami memiliki kesamaan visi dengan Happy Salma karena The Apurva Kempinski menghargai budaya dan bersama-sama melestarikan budaya melalui instalasi seni dan arsitektur hotel,” kata Danti.
Ada kesamaan visi dalam menghargai budaya dan bersama-sama melestarikan budaya melalui instalasi seni dan arsitektur hotel.
Dalam kesempatan yang sama, ada juga acara penghargaan khusus bagi Edward Hutabarat dan Desak Nyoman Suarti, Minggu (25/8/2019). Keduanya dianggap berperan besar mengangkat nama Indonesia di bidangnya masing-masing.
Edward Hutabarat adalah perancang busana yang dikenal memiliki idealisme tinggi dalam melestarikan warisan budaya Indonesia. Desainer yang akrab disapa Edo itu memiliki pengetahuan luas tentang budaya Nusantara dan mengoleksi karya seni bernilai budaya dari daerah-daerah di Indonesia. Karyanya juga menampilkan jejak peradaban leluhur dalam karyanya yang inovatif.
Desak Nyoman Suarti adalah perempuan Bali, perintis industri perhiasan dan mampu membawa perhiasan karya lokal menembus pasar internasional. ”Ibu Suarti juga satu-satunya perempuan Indonesia yang dapat menembus dunia internasional melalui penjualan produk perhiasan yang dibuat dari tangan-tangan ahli di Bali,” ujar Happy.
Menanggapi perayaan atas kreativitas seni budaya itu, Suarti senang dan juga berbangga. Suarti tidak hanya meneruskan usaha kerajinan perak di keluarga tetapi mengembangkan desain perhiasan dan sekaligus membuka pasar perhiasan dari Bali ke luar negeri.
”Bagi saya, seni tradisi penting untuk dilestarikan dan diwariskan ke generasi berikutnya, tetapi harus diberikan peluang untuk mengkreasikan hal baru, misalnya membuat desain baru yang diinspirasikan patra (ornamen) tradisi dan menambahkan cerita di balik produknya,” kata Suarti. Menurut Suarti, seni perhiasan terus berkembang seiring zaman sehingga desain dan motif perhiasan juga harus menyesuaikan tanpa kehilangan budayanya.
Edo juga merasakan hal serupa. Dia menyatakan, leluhur menciptakan pola dan bentuk yang mencerminkan peradabannya sekaligus keindahannya. Edo menilai seniman dan penekun kerajinan tangan saat ini dituntut mampu mengangkat dan mengungkap peradaban luhur yang diwarisinya dalam karya terbarunya. ”Mengembangkan karya itu harus, tetapi tetap menjaga identitas,” kata Edo.