Kementerian Perindustrian mendorong para pelaku industri kecil menengah atau IKM logam jeli melihat peluang pasar dari sebuah tren. Geliat pasar kopi dalam negeri belakangan, misalnya, membutuhkan mesin-mesin sangrai kopi yang sesuai kebutuhan dengan harga terjangkau.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Kementerian Perindustrian mendorong para pelaku industri kecil menengah atau IKM logam jeli melihat peluang pasar dari sebuah tren. Geliat pasar kopi dalam negeri belakangan, misalnya, membutuhkan mesin-mesin sangrai kopi yang sesuai kebutuhan dengan harga terjangkau.
Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Endang Suwartini, mengatakan, saat ini, tren minum kopi terus berkembang. Karena itu, permintaan mesin sangrai (roasting) biji kopi pun akan banyak dicari.
"Misalnya, dengan kami ikutkan pameran baik nasional atau internasional. Selain itu, kami buat terpadu agar tahu mesin seperti apa yang dibutuhkan oleh peracik kopi," kata Endang, di sela-sela sosialisasi restrukturisasi mesin di Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (26/8/2019).
Menurut Endang, pihaknya mengajak para pelaku IKM logam yang membuat mesin roasting untuk melihat proses pembuatan kopi dari pemetikan biiji kopi, sangrai, hingga penyajian. Hal itu untuk memastikan mesin yang dibuat sesuai dengan setelan yang dibutuhkan.
"Kami di antaranya sudah melakukan itu pada sejumlah pelaku IKM pembuat mesin roasting dari Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kami ikutkan pelatihan bersama para barista, agar paham betul. Sebab, terkadang mereka tidak tahu yang dibutuhkan seperti apa," ujar Endang
Upaya tersebut kata Endang, relevan dengan semangat revolusi industri 4.0 atau generasi keempat. Dengan bermunculannya usaha rintisan, peluang yang dapat dimanfaatkan semakin besar. Momen tersebut pun mesti dimanfaatkan guna meningkatkan nilai produksi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng, Arif Sambodo, menuturkan, Jateng memiliki sejumlah sentra industri logam yang potensial berkembang. Di antaranya Kabupaten Tegal, Klaten, Kudus, Pati, Purbalingga, dan Kota Semarang.
Industri logam Bugangan di Kota Semarang, misalnya, tengah disiapkan lahan baru, sebagai tempat relokasi. "Saat ini, masih berada di bantaran Banjir Kanal Barat. Pemkot Semarang sudah mengajukan DAK (dana alokasi khusus). Sedang disiapkan dengan matang, karena ini memiliki potensi besar," ujar Arif.
Pada Senin, sebanyak 50 pelaku industri kecil menengah (IKM) logam, mesin, elektronika, dan alat angkut (LMEA) asal Semarang dan sekitarnya mengikuti sosialisasi program restrukturisasi mesin dari Kemenperin. Mereka diberi kesempatan mengajukan pembelian baru, yang nantinya mendapat potongan 25-30 persen.
Pelaku IKM pengelasan asal Kabupaten Semarang, Fuad Mardiyanto (48), mengatakan, perkembangan zaman membuat dirinya kesulitan memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan peralatan lama, dia hanya mampu menuntaskan pekerjaan pagar besi dalam sebulan.
Ia pun berencana mengajukan permintaan bantuan potongan harga 30 persen untuk peralatan baru. "Tentu, sebenarnya saya ingin meningkatkan kapasitas produksi, tetapi terkendala biaya pembelian mesin baru. Jika mendapat bantuan, saya beharap bisa lebih produktif," ujar Fuad.