Tim pemadam kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah terus melakukan pembasahan di area bekas terbakar. Pembasahan dilakukan hingga gambut benar-benar basah.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Tim pemadam kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah terus melakukan pembasahan di area bekas terbakar. Pembasahan dilakukan hingga gambut benar-benar basah.
Kabut asap perlahan menghilang dari Kota Palangkaraya dan kualitas udara mulai membaik. Namun, di beberapa wilayah titik api masih terdeteksi dan tanah gambut masih berasap.
Pada Kamis (22/8/2019) di wilayah Mahir-Mahar dan Jalan Yos Sudarso Ujung asap masih terlihat dari dalam tanah gambut. Beberapa bahkan masih terbakar dan terlihat api.
Dari pantauan Kompas, di Jalan Yos Sudarso ujung dan Mahir-Mahar, tim pemadam terus melakukan pembasahan dengan menggunakan teknik suntik. Teknik tersebut dilakukan dengan cara menusuk kepala selang ke dalam tanah atau berjarak sekitar 20-30 sentimeter dari permukaan tanah.
“Kami basahi hingga berlumpur kalau perlu, di sini gambutnya lebih dari 1,5 meter jadi di bagian dalam itu masih ada bara apinya,” ungkap Joni Helius (50), salah satu anggota tim pemadam dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya.
Sampai saat ini data dari Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Provinsi Kalteng menunjukkan lahan terbakar di Kalteng mencapai 2.522,12 hektar dengan jumlah kejadian kebakaran 660 kali kejadian selama bulan Agustus.
Hujan beberapa waktu lalu menyebabkan beberapa titik api padam dan kabut asap menipis di tengah kota. Meskipun demikian, BMKG Palangkaraya memprediksi puncak kemarau terjadi pada bulan September di mana beberapa wilayah akan dilanda kekeringan tanpa hujan selama 31 hari.
Deputi Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut (BRG) Myrna Safitri mengungkapkan, pihaknya tetap melakukan tujuh strategi untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan, dalam puncak kemarau sekalipun.
Tujuh strategi tersebut adalah mempercepat pelaksanaan pembangunan infrastruktur pembasahan gambut (IPG), pemeriksaan kualitas IPG, menjalankan operasi cepat pembasahan, meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan lahan tanpa bakar, memperluas edukasi pencegahan kebakaran, dan mengintensifkan pemantauan kelembapan gambut. “Upaya itu terus dilakukan hingga kini,” ujar Myrna.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng Fahrizal Fitri mengungkapkan, sampai saat ini pencegahan dan penegakan hukum menjadi prioritas di saat kebakaran lahan tidak semasif beberapa waktu lalu sebelum hujan turun.
“Kita semua berharap hujan turun, tetapi pencegahan akan jalan terus dan itu lebih penting,” kata Fahrizal.