Unjuk Rasa di Fakfak Ricuh, Dua Fasilitas Publik Dibakar
Unjuk rasa memprotes persekusi dan tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Jawa Timur berlanjut di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Rabu (21/8/2019) pagi. Unjuk rasa berakhir ricuh setelah massa membakar dua fasilitas publik di kota pesisir tersebut.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Unjuk rasa memprotes persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Jawa Timur berlanjut di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Rabu (21/8/2019) pagi. Unjuk rasa berakhir ricuh setelah massa membakar dua fasilitas publik di kota pesisir tersebut.
Sam Fuad, salah seorang warga Fakfak, yang dihubungi dari Jayapura mengatakan, dua fasilitas yang dibakar adalah Pasar Tambaruni dan Lembaga Masyarakat Adat Fakfak. Pembakaran terjadi sekitar pukul 10.00 WIT.
Ia menuturkan, unjuk rasa dari Pasar Tambaruni dimulai pukul 08.00 WIT. Namun, aksi berakhir dengan pengibaran bendera bintang kejora di Kantor Lembaga Masyarakat Adat Fakfak.
Kondisi itu memicu kemarahan masyarakat pro-NKRI yang akhirnya menyerang massa yang mengibarkan bendera tersebut. Aparat keamanan pun membubarkan kedua kelompok massa yang bertikai dengan melepaskan tembakan peringatan.
”Hingga saat, ini situasi di kota Fakfak masih mencekam. Terdapat dua kelompok massa yang saling bertikai,” kata Sam.
Hingga saat ini, situasi di kota Fakfak masih mencekam. Terdapat dua kelompok massa yang saling bertikai.
Tokoh masyarakat di Fakfak, Gerda Teurupun, mengatakan, aktivitas perekonomian di Fakfak lumpuh total. Para pelajar SD hingga SMA pun diliburkan.
”Aktivitas perkantoran sebagian instansi juga tak berjalan seperti biasanya. Warga lebih memilih berada di rumah masing-masing,” tutur mantan Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Fakfak itu.
Kapolda Papua Barat Brigadir Jenderal (Pol) Rudolf Nahak dan Kepala Bidang Humas Polda Papua Barat Ajun Komisaris Besar Mathias Krey belum dapat dihubungi terkait kericuhan di antara dua kelompok warga di Fakfak.
Meluas ke Timika
Sementara itu di Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, Papua, ribuan warga sejak Rabu pagi juga berunjuk rasa. Mereka turut memprotes persekusi dan rasisme yang terjadi terhadap mahasiswa Papua di Jawa Timur.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, aparat Polres Mimika dan TNI masih bersiaga untuk mencegah terjadi kericuhan di Timika.
”Kami akan berupaya maksimal agar tak terjadi aksi anarkistis di Timika. Aksi unjuk rasa massa berpusat di Kantor DPRD Mimika,” tutur Ahmad.