Pendaki Meninggal Setelah Muntah Darah di Gunung Kerinci
Seorang pendaki asal Jakarta, Iglesias Sinaga (26), meninggal dalam pendakian di Gunung Kerinci. Korban tak tertolong setelah sempat mengalami muntah darah di Shelter 3 pada ketinggian 3.250 meter di atas permukaan laut.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Seorang pendaki asal Jakarta, Iglesias Sinaga (26), meninggal dalam pendakian di Gunung Kerinci. Korban tak tertolong setelah sempat mengalami muntah darah di Shelter 3 pada ketinggian 3.250 meter di atas permukaan laut.
Korban merupakan karyawan Bank BTPN Jakarta. Menurut pihak keluarga, Lidya, Iglesias mengambil libur cuti berangkat ke Kerinci sejak 15 Agustus. ”Ia berencana turut serta mengibarkan bendera Merah Putih pada peringatan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus lalu,” katanya, Senin (20/8/2019).
Tim Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jambi mendapatkan informasi bahwa Iglesias mengalami muntah darah pada 19 Agustus pagi. ”Korban mengalami muntah darah di Shelter 3 dalam perjalanan menuruni gunung,” ujar Luthfi, Bagian Komunikasi Basarnas Jambi.
Setelah mengalami muntah darah, tim Basarnas Jambi bersama tim SAR Kerinci pun menyusul ke atas. Perjalanan pendakian menuju Shelter 3 memakan waktu sekitar enam jam. Korban diperkirakan telah meninggal dalam perjalanan evakuasi. Tim pun membawa jenazah korban menuju RSUD Mayjen HA Thalib di Kota Sungai Penuh.
Hari sebelumnya, seorang pendaki perempuan juga sempat tak sadarkan diri sewaktu berada di Shelter 2 gunung itu pada ketinggian 3.056 mdpl. Namun, tim berhasil menyelamatkan korban turun. Kondisi korban kini sudah membaik.
Puncak Kerinci pada ketinggian 3.805 mdpl menjadikan gunung berapi aktif itu sebagai yang tertinggi di Sumatera. Gunung Kerinci kerap disebut Atap Sumatera.
Sejak 2007, status kegunungapian pada Kerinci memasuki level waspada. Sepanjang tahun ini, erupsi dua kali terjadi. Dengan kondisi itu, pendakian sebenarnya tidak dianjurkan hingga puncak gunung.