Kejuaraan Daerah Bola Voli Duduk Tingkat Jawa Barat diadakan di Bandung, Kamis (15/8/2019). Pertandingan ini bertujuan mencari atlet yang akan memperkuat tim voli duduk Jawa Barat di Pekan Paralimpiade Nasional 2020 Papua.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kejuaraan Daerah Bola Voli Duduk Tingkat Jawa Barat diadakan di Bandung, Kamis (15/8/2019). Pertandingan ini bertujuan mencari atlet yang akan memperkuat tim voli duduk Jawa Barat di Pekan Paralimpiade Nasional 2020 Papua.
Kejurda diikuti sembilan wilayah di Jawa Barat, yakni Kota Bandung, Kota Bogor, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Indramayu, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Purwakarta. Peserta dibagi menjadi dua kelompok dan bertanding di dua lapangan di dalam Gelanggang Olahraga Padjadjaran, Bandung.
Sama seperti namanya, olahraga bola voli duduk ini dimainkan penyandang difabel daksa yang duduk di lapangan. Tinggi jaring setinggi 1,15 meter bagi pemain putra. Posisi pantat menjadi patokan pemain dan tidak diperbolehkan mengangkat seluruh pantat dalam permainan.
Meskipun memiliki aturan khusus, beberapa aturan pertandingan voli umum juga dipergunakan. Pemain diperbolehkan memantulkan bola dengan menggunakan anggota tubuh yang ada.
Wakil Sekretaris National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) Kota Bandung Jumono menyatakan, kejurda ini diadakan untuk menjaring atlet dalam persiapan Pekan Paralimpiade Daerah (Peparda) 2020 di Papua. Jawa Barat saat ini baru mendapatkan empat atlet yang sedang menjalankan pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Solo, Jawa Tengah.
”Mereka telah masuk ke dalam atlet nasional sehingga untuk Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) nanti langsung bergabung ke tim Jawa Barat. Kami dari NPCI Kota Bandung memang sudah merencanakan pertandingan ini dari awal tahun. Lalu, NPCI Jawa Barat ikut andil dalam memantau dan menilai atlet yang pantas untuk memperkuat tim Jawa Barat,” ujarnya.
Akan tetapi, di samping itu, pertandingan ini juga dianggap sebagai wadah para penyandang disabilitas untuk berkarya dan berprestasi. Ketua NPCI Kota Bandung Adik Fachrozi menuturkan, kejuaraan daerah ini menjadi daya tarik pemain-pemain muda yang bersemangat, tetapi memiliki keterbatasan.
Ficky (30), atlet voli duduk asal Bekasi, berujar, pertandingan ini membuatnya kembali bersemangat untuk berolahraga meski menjadi penyandang disabilitas. ”Saya sudah aktif di voli duduk Bekasi sejak tahun lalu. Tetapi, pertandingan yang ada selama ini hanya untuk seleksi pekan olahraga. Baru kali ini ada kejuaraan daerah. Kami memang membutuhkan kompetisi seperti ini,” katanya.
Bukan hanya dari sisi pemain, para pelatih pun melihat kejurda ini sebagai ajang untuk melihat kekuatan pemain. Pelatih Bola Voli Duduk Kota Bandung Suwardi menuturkan, para pemain membutuhkan kompetisi untuk mengasah keahlian dan menambah prestasi mereka.
”Dukungan seperti ini yang diperlukan oleh para pemain. Jadi, mereka memiliki banyak pertandingan sehingga mereka tahu sejauh mana kemampuan yang dimiliki,” ujarnya.
Adik Fachrozi menyatakan, kejurda ini merupakan kompetisi pertama yang pernah diadakan NPCI Kota Bandung. Dia berujar, kejurda ini mendapatkan apresiasi dari pemerintah daerah dan diharapkan bisa dilaksanakan kembali pada tahun-tahun berikutnya.
”Bahkan, kami ditantang menyelenggarakan kejuaraan nasional. Kami siap asalkan mendapatkan dukungan penuh. Para atlet juga butuh unjuk kemampuan dan merasa setara dengan masyarakat lainnya,” tutur Adik.