Kalangan pekerja sangat rentan menjadi korban penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang. Butuh peran aktif perusahaan atau instasi tempat mereka bekerja untuk meminimalkan merebaknya praktik terlarang ini.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
KOMPAS/ZULKARNAINI
Pegawai PT PLN Persero Aceh mengikuti sosialisasi bahaya narkoba, Selasa (6/8/2019). Narkoba mengancam masa depan generasi muda.
BANDA ACEH, KOMPAS — Kalangan pekerja sangat rentan menjadi korban penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang. Butuh peran aktif perusahaan atau instasi tempat mereka bekerja untuk meminimalkan merebaknya praktik terlarang ini.
Data Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2017, dari 3.376.115 orang pengguna narkoba di Indonesia, sebanyak 50,34 persen adalah kaum pekerja. Tingginya persentase itu membuktikan peran instansi dan badan usaha belum maksimal melindungi pekerjanya dari bahaya narkoba.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Aceh Faisal Abdul Naser dalam sosialisasi bahaya narkoba untuk pegawai PT PLN Persero Wilayah Aceh, Selasa (6/8/2019). Hadir dalam kesempatan itu, General Manager PT PLN wilayah Aceh Jefri Rosadi.
Dia mengatakan, pekerja lebih mudah mengakses narkoba karena memiliki uang untuk membeli. ”Padahal, memakai narkoba membuat orang jadi pemalas. Perusahaan pun dirugikan karena menurunkan semangat dan kualitas kerja. Oleh karena itu, perusahaan diharapkan dapat ikut mencegah hal ini terjadi,” kata Faisal.
Kalangan rentan lainnya adalah remaja. Alasannya, remaja pemakai narkoba akan memiliki ketergantungan dalam jangka waktu yang lama. Di Aceh, 1 orang dari 100 pelajar atau mahasiswa menggunakan narkoba.
Memakai narkoba membuat orang jadi pemalas. Perusahaan pun dirugikan karena menurunkan semangat dan kualitas kerja.
KOMPAS/ZULKARNAINI
Kepala BNN Aceh Faisal Abdul Naser
Untuk meminimalkan praktik seperti ini, Faisal mengatakan, pihaknya membentuk Program Desa Bersinar (Bersih dari Narkoba). Program Desa Bersinar yang digagas tahun 2018 itu bertujuan mendorong warga menjadi tameng utama menghalau narkoba.
Akan tetapi, dari sedikitnya 6.500 desa di Aceh, baru 85 Desa Bersinar yang berhasil dibentuk. Oleh karena itu, Faisal berharap pemerintah daerah mendukung penuh pembentukan desa bersinar, baik dukungan kebijakan maupun anggaran.
Selain itu, penjagaan di 29 pintu masuk narkoba juga terus diperketat. Kawasan rawan ada di sepanjang garis pantai utara timur Aceh, yakni mulai dari Pidie hingga ke Aceh Tamiang.
General Manager PT PLN wilayah Aceh Jefri Rosadi menginginkan pekerja di lingkungan PLN terbebas dari narkoba. Sosialisasi tersebut untuk meningkatkan pemahaman pegawai PLN terhadap bahaya narkoba.
”Saya mendapatkan laporan dari warga bahwa ada di kalangan PLN yang pakai narkoba. Ini harus segera dicegah supaya tidak meluas,” kata Jefri.
KOMPAS/ZULKARNAINI
Ganja seberat 464 kilogram dimusnahkan dengan cara dibakar di halaman Balai Kota Banda Aceh, Senin (28/1/2019).