Pelaku penyerangan Rumah Sakit Umum Daerah Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, masih memiliki hubungan kekerabatan dengan pelaku penusukan terhadap dua polisi.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS - Pelaku penyerangan Rumah Sakit Umum Daerah Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, masih memiliki hubungan kekerabatan dengan pelaku penusukan polisi. Beberapa di antaranya merupakan orang bayaran. Sampai saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan, termasuk mencari aktor utama di balik peristiwa tersebut.
Kepala Polda Sumsel Inspektur Jenderal Firli, di Palembang, Minggu (4/8/2019), menerangkan, hingga saat ini sudah 14 orang yang ditetapkan sebagai pelaku penyerangan RSUD Tebing Tinggi pada Rabu (31/7) lalu. Sebanyak 10 orang ditahan di Markas Polda Sumsel di Palembang. Adapun empat tersangka lain masih dalam perawatan di rumah sakit di Lahat dan Muara Enim.
Mereka tidak tahu kalau petugas menembak Erwan dan Erwin lantaran ada penusukan terhadap petugas terlebih dahulu.
Dari penyelidikan diketahui bahwa 10 orang yang ditahan ini masih memiliki hubungan keluarga dengan Erwan dan Erwin, dua tersangka yang menusuk petugas Polsek Ulu Musi di Desa Tanjung Raman, Kecamatan Pendopo, Kabupaten Empat Lawang. Hal itu menyusul upaya penangkapan terhadap Erwin atas kasus pengancaman.
Adapun alasan para pelaku mereka menyerang RSUD Tebing Tinggi karena ingin menjenguk keluarganya dan juga menemui polisi yang menembak anggota keluarganya tersebut. “Mereka tidak tahu kalau petugas menembak Erwan dan Erwin lantaran ada penusukan terhadap petugas terlebih dahulu,” kata Firli.
Firli menerangkan, ada sekitar 50 orang yang mendatangi RSUD Tebing Tinggi dengan menggunakan truk. Mereka datang dari Kecamatan Sikap Dalam, Empat Lawang, yang berjarak sekitar 60 kilometer dari RSUD Tebing Tinggi. Mereka datang dengan membawa senjata tajam, termasuk tiga pucuk senjata api.
Dengan jarak yang cukup jauh, kata Firli, sudah pasti ada orang yang mengkoordinasi keberangkatan mereka. Setelah diselidiki, ternyata Erwin dan Erwan memiliki kakak yang tinggal di Kecamatan Sikap Dalam tersebut. “Namun, kami masih menyelidiki siapa aktor di balik peristiwa penyerangan tersebut,” katanya.
Firli mengatakan, saat ini kondisi keamanan di Empat Lawang sudah kondusif. Empat polisi yang terluka masih dirawat di RS Siloam di Lubuklinggau karena mengalami luka tusuk dan luka tembak. Adapun empat pelaku penyerangan dirawat di RS Muara Enim dan RS Lahat.
Firli menuturkan, fakta ini membuktikan kasus ini bukanlah konflik antara warga dengan polisi, tapi penyerangan sekelompok warga yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan pelaku. Bahkan, sejumlah pemangku kepentingan di Empat Lawang sudah dikumpulkan dan mereka sepakat agar pelaku ditindak sesuai hukum yang berlaku.
Identitas aktor dari peritiwa ini sudah dikantongi.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel Komisaris Besar Yustan Alpiani menambahkan, pihaknya masih memeriksa 10 tersangka untuk mencari aktor utama di balik peristiwa penyerangan ini. “Identitas aktor dari peritiwa ini sudah dikantongi,” katanya.
Hasil penyidikan sementara diketahui, selain memiliki hubungan kekerabatan, pelaku penyerangan dibekali dengan uang dan senjata tajam. “Dari 50 orang yang menyerang RSUD, sekitar 25 di antaranya membawa senjata tajam dan senjata api rakitan. Selain itu, masing-masing dibekali uang Rp 50.000 per orang,” katanya.
Yustan mengatakan secara keseluruhan, ada 23 orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Sebanyak 14 orang ditetapkan sebagai pelaku penyerangan di RSUD Tebing Tinggi, delapan orang ditetapkan sebagai pelaku penyerangan petugas di Desa Tanjung Raman, dan 1 orang berinisial HD ditetapkan sebagai pelaku pengancaman.