Pos pelayanan terpadu atau posyandu untuk melayani warga lanjut usia di Bali mati suri. Padahal, fungsinya sangat penting untuk membantu peningkatan kesehatan bagi warga lansia.
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Pos pelayanan terpadu atau posyandu untuk melayani warga lanjut usia di Bali mati suri. Padahal, fungsinya sangat penting untuk membantu peningkatan kesehatan bagi warga lansia. Untuk itu, Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Provinsi Bali akan menghidupkan kembali posyandu lansia.
Hingga Kamis (1/8/2019), posyandu lansia di Bali mati suri. Sejumlah banjar (lingkungan permukiman di bawah desa) hanya mengaktifkan posyandu anak balita. Walakin beberapa banjar membuat program untuk lansia, seperti senam sehat lansia.
Program itu kembali diterapkan melalui posyandu yang sepertinya lama mati suri untuk pelayanan lansia.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Bali, yang juga istri Gubernur Bali, Putri Suastini Koster, memasukkan program menggerakkan lagi posyandu lansia di seluruh desa melalui banjar mulai tahun anggaran 2019. Harapannya, posyandu lansia tidak lagi mati suri.
”Para nak lingsir (orangtua dalam bahasa Bali) tetap perlu menjadi perhatian dan mengajak keluarga tetap memberdayakan mereka. Program itu kembali diterapkan melalui posyandu yang sepertinya lama mati suri untuk pelayanan lansia,” kata Putri Koster.
Ia menjelaskan, tahun ini, PKK Bali mendapatkan anggaran sekitar Rp 10 miliar. Menurut rencana, anggaran ini akan dimaksimalkan untuk kegiatan terkait anak balita serta lansia.
Salah satu anggaran ini dipakai untuk menambah asupan gizi, seperti bantuan makanan tambahan. Ke depannya, ia memprogramkan adanya cek kesehatan secara berkala, termasuk program vaksinasi influenza, ke banjar-banjar.
”Harapannya, PKK dapat menjembatani kebutuhan kesehatan para lansia ini juga dengan membuka kerja sama dengan berbagai pihak. Informasi mengenai pentingnya mengedukasi, khususnya meningkatkan kekebalan tubuh, melalui vaksinasi influenza,” ujarnya.
Pada Rabu (31/7/2019), Dinas Kesehatan Provinsi Bali bersama Tim Penggerak PKK, Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (Pergemi) Bali, dan Sanofi Pasteur Indonesia memperingati Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2019, di Wantilan Kantor DPRD Bali, Kota Denpasar. Acara tersebut turut mengajak keluarga peduli dengan lansia, khususnya kualitas lansia dari aspek kesehatan.
Para lansia yang datang mendapatkan pemaparan mengenai pentingnya tetap beraktivitas seperti olahraga. Selain itu, kesehatan lansia juga perlu diperhatikan dengan rajin periksa (cek kesehatan) hingga vaksinasi influenza.
Kepala Dinas Kesehatan Bali Ketut Suarjaya mengatakan, angka harapan hidup di Bali sekitar 71 tahun. Hal ini menggambarkan kualitas lansia Bali masih bisa ditingkatkan lagi jika aspek kesehatan semakin diperhatikan.
Menurut dia, pada usia 54 tahun, dengan hitungan tertentu, biasanya mulai bermunculan sakit. Karena itu, dirasa penting mempropagandakan pentingnya vaksinasi influenza ini, terutama di kalangan lansia.
Berdasarkan data tahun 2018, jumlah lansia di Bali tercatat 531.152 orang atau 12,37 persen dari total penduduk sebanyak 4,29 juta orang. Influenza merupakan penyakit terbanyak diderita, termasuk lansia. Selain vaksin influenza, ada dua vaksin lainnya yang disarankan untuk mereka yang memasuki masa lansia, yaitu pneumonia dan herpes zoster.