Permintaan telur di sentra peternakan ayam Kabupaten Blitar, Jawa Timur, masih stabil sepuluh hari menjelang Idul Adha. Peningkatan itu diperkirakan baru terjadi setelah Idul Adha atau saat jemaah haji kembali dari Tanah Suci. Saat itu, banyak acara syukuran naik haji yang membutuhkan banyak telur.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Rak berisi ratusan telur tertata rapi di salah satu tempat perbelanjaan modern di Malang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
BLITAR, KOMPAS-Permintaan telur di sentra peternakan ayam Kabupaten Blitar, Jawa Timur, masih stabil sepuluh hari menjelang Idul Adha. Peningkatan itu diperkirakan baru terjadi setelah Idul Adha atau saat jemaah haji kembali dari Tanah Suci. Saat itu, banyak acara syukuran naik haji yang membutuhkan banyak telur.
Wakil Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional Blitar, Sukarman, Rabu (31/7/2019), mengatakan, harga telur ayam stabil Rp 19.500-Rp 19.600 per kilogram. Hal itu jadi sinyal permintaan pasar tidak banyak mengalami perubahan.
“Berbeda dengan Idul Fitri dan Tahun Baru, permintaan telur jelang Idul Adha tidak banyak berubah, bahkan agak sepi karena saat ini tanggal tua. Mungkin nanti setelah jamaah haji pulang, banyak orang punya hajat,” ucapnya.
Jumlah peternak di Blitar mencapai 4.000 orang dengan populasi ayam sekitar 15 juta ekor. Dalam sehari, produksi telurnya mencapai 450 ton per hari. Dari jumlah itu, sebanyak 20 persen dikirim untuk memenuhi pasar luar Jatim, 40 persen di Jatim, dan 40 persen untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Blitar.
Sukarman sendiri masih rutin mengirim 5-10 ton telur per hari ke di Jakarta. Selain itu, dia juga mengirimkan 20 ton telur ke Kalimantan sekali per pekan.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Widodo Setyohadi (60), peternak di Desa Pohgajih, Kecamatan Selorajo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, memungut telur ayam dari kandang miliknya, Minggu (29/7/2018).
Akan tetapi, kondisi itu tidak sejalan dengan harga anak ayam usia sehari (Day Old Chicken/DOC) yang tengah tinggi. Kenaikan sejak dua bulan itu sangat meresahakan peternak. Harga DOC yang awalnya berkisar Rp 7.000-Rp 8.000 per ekor kini naik menjadi Rp 12.500-Rp 14.000 per ekor.
Akan tetapi, kondisi itu tidak sejalan dengan harga anak ayam usia sehari (Day Old Chicken/DOC) yang tengah tinggi.
“Meski harga tinggi, peternak terpaksa membeli. Saya barusan mau beli yang harga Rp 13.000 per ekor tapi barangnya belum datang,” kata Widodo Setiohadi, peternak ayam di Desa Pohgajih, Kecamatan Selorejo, Blitar.
Menurut Widodo, selain DOC, harga ayam muda (pullet) siap telur juga naik. Harga ayam umur 16 minggu mencapai Rp 68.000-Rp 72.000 per ekor. Padahal, harga sebelumnya hanya Rp 58.000 per ekor.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Salah satu peternak ayam petelur di Desa Desa Selorejo, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tengah memungut telur dari kandang, beberapa waktu lalu.