Ekonomi kerakyatan, termasuk usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM perlu diperkuat di tengah perubahan dunia serta perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat. Kehadiran teknologi bukannya menggusur UMKM, tapi justru mendorong mencapai nilai tambah optimal.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Ekonomi kerakyatan, termasuk usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM, perlu diperkuat di tengah perubahan dunia serta perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat. Kehadiran teknologi bukannya menggusur UMKM, tapi justru mendorong mencapai nilai tambah optimal.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, mengatakan, saat ini, UMKM yang berbasis pada teknologi masih minim. Apabila terus didorong dan digerakkan, akan ada nilai tambah yang lebih tinggi, sehingga bakal meningkatkan perekonomian.
"Indonesia masih sangat jauh (teknologi pada UMKM), tetapi akan terwujud dengan kerja keras. Dalam hal ini, ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) bisa mendorong," kata Nasir di sela-sela Rapat Pleno ISEI Cabang Semarang, di kampus Universitas Stikubank Semarang, Jawa Tengah, Senin (22/7/2019).
Nasir menambahkan, di pendidikan tinggi, pihaknya membuat tiga klaster untuk menggerakkan ekonomi kecil, menengah, dan besar. Untuk ekonomi kecil, yang cenderung pada teknologi tepat guna, misalnya bagaimana agar pengemasan buah dilakukan dengan baik agar bernilai tambah.
"Kalau ke Filipina dan Jepang, buah dikemas dengan baik. Dengan cara-cara seperti ini, akan membuat nilai tambah dan UMKM menjadi semakin kuat," ucap Nasir, yang kemarin mengakhiri masa jabatannya sebagai Ketua ISEI Cabang Semarang.
Ketua Harian ISEI Cabang Semarang periode 2016-2019, Musthofa, mengatakan, para pelaku UMKM kebanyakan masih belum menerapkan teknologi. Untuk itu, dia pun mendorong agar UMKM bersinergi bersama para konseptor serta peneliti dari perguruan tinggi.
Musthofa yang merupakan mantan Bupati Kudus, menuturkan, di kepengurusan ISEI, pihaknya akan mencoba memastikan sejumlah penelitian dapat menopang UMKM. "Harapan saya, nantinya penelitian akan mendukung UMKM agar bisa naik kelas," kata dia.
Musthofa yang juga Pembina Forum UMKM Jateng itu mencontohkan, misalnya, dengan bantuan penelitian dan teknologi, makanan khas Kudus, yakni garang asem bisa bertahan seminggu, dua minggu, bahkan sebulan. Ia pun siap menjembatani para pelaku UMKM dengan para peneliti guna mendorong peningkatan nilai tambah produk UMKM dengan teknologi.
"Harapan saya, nantinya penelitian akan mendukung UMKM agar bisa naik kelas," kata Musthofa.
Pada Senin, Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Universitas Diponegoro Suharnomo terpilih sebagai Ketua ISEI Cabang Semarang periode 2019-2022. Sementara menjabat sebagai sekretaris umum yakni Alimuddin, yang juga Ketua Yayasan Pendidikan dan Penerbit Mahasiswa Indonesia (YPPMI), yang menaungi Unisbank.
Suharnomo menuturkan, pihaknya akan membawa ISEI bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan, seperti pihak pemerintah, Bank Indonesia, dan para pelaku bisnis. Selain UMKM, sektor pariwisata di Jateng juga menjadi perhatian ISEI, agar bisa meningkatkan perekonomian.