Dua bom molotov dilempar di dua lokasi di Kota Magelang, Jawa Tengah, Rabu (3/7/2019). Aksi itu diduga hanya sekadar untuk mencari perhatian.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Dua bom molotov dilempar di dua lokasi di Kota Magelang, Jawa Tengah, Rabu (3/7/2019). Aksi itu diduga sekadar untuk mencari perhatian.
”Pelemparan bom ini bukan aksi teroris ataupun hendak menakuti masyarakat,” ujar Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Rycko Amelza Dahniel, dalam acara bakti sosial di Lapangan Dlimas, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (4/7/2019).
Pelemparan bom molotov terjadi pada Rabu malam di rumah dinas Ketua DPRD Kota Magelang dan kantor unit kecelakaan lalu lintas Kepolisian Resor Kota Magelang. Bom tersebut tidak menimbulkan kerusakan yang berarti, hanya meninggalkan bekas kehitaman.
Sejauh ini, Rycko mengatakan belum mengetahui pemicu aksi ini. Dia memastikan akan segera melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap kasus tersebut. ”Kami akan segera melakukan investigasi mendalam terkait kasus pelemparan bom molotov ini,” ujarnya.
Rycko sangat menyesalkan kejadian ini. Peristiwa ini membuktikan masih ada warga yang terprovokasi melakukan hal-hal yang tidak baik. ”Sayang sekali ada warga yang ternyata masih bisa diajak melakukan hal-hal semacam ini,” ujarnya. Ke depan, Rycko meminta agar siapa pun tidak mudah diajak, diprovokasi, atau diiming-imingi sesuatu.
Kepala Kepolisian Resor Magelang Kota Ajun Komisaris Besar Idham Mahdi mengatakan belum bisa menyimpulkan apa-apa karena kasus ini masih dalam penyelidikan. Hingga Kamis malam, Polres Magelang sudah meminta keterangan dari empat saksi dan masih akan terus memperdalam penyelidikan.
Bambang (52), petugas satpam di rumah dinas Ketua DPRD, mengatakan, dirinya sedang menjalankan tugas menjaga rumah. Namun, dia mengaku sama sekali tidak melihat pelaku pelemparan bom molotov tersebut.
”Saya cuma mendengar tiba-tiba ada suara ledakan dan ada api menyala-nyala di dekat garasi,” ujarnya.
Dia pun langsung bergerak menyiram air dan memadamkan api. Setelah itu, dia pun segera melaporkan kejadian tersebut kepada polisi. Setelah api padam, dia melihat dekat garasi terdapat pecahan botol. Dia pun mengaku masih trauma, dan takut kejadian pelemparan bom molotov tersebut berulang lagi.
”Saya khawatir pelaku pelempar bom nantinya menargetkan sasaran selanjutnya adalah orang yang ada di sekitar rumah dinas,” ujarnya.
Jatu (33), petugas satpam lainnya, tidak khawatir ataupun takut karena menganggap kejadian itu dilakukan orang iseng. Saat kejadian, Jatu tidak sedang menjalankan tugas berjaga malam. Dalam pengecekan pada Kamis malam, situasi rumah dinas dan lingkungan sekitarnya terlihat tenang, tanpa ada pengamanan yang berlebihan. Di lokasi pelemparan bom tersebut juga tidak dipasang garis polisi.