Warsinah (70), yang pada Selasa (2/7/2019) siang diserang babi hutan di Desa Windujaya, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Jawa Tengah, akhirnya meninggal setelah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Satu korban lain masih kritis dan dirawat di rumah sakit.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Warsinah (70), yang pada Selasa (2/7/2019) siang diserang babi hutan di Desa Windujaya, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Jawa Tengah, akhirnya meninggal setelah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Satu korban lain masih kritis dan dirawat di rumah sakit.
”Ibu Warsinah luka parah di punggung dan pantat. Luka robeknya cukup panjang dan dalam akibat dicabik babi hutan,” kata Komandan Tagana Kabupaten Banyumas Ady Candra, Selasa malam.
Ady mengatakan, Warsinah sempat menjalani operasi dan jantungnya dipacu. Namun, Warsinah meninggal pada pukul 20.30. ”Korban langsung dibawa ke rumah duka,” kata Ady.
Ady menambahkan, Rahmat Suwaryo, korban lain yang masih dirawat di rumah sakit, terluka cabikan pada paha dan perut. ”Kondisinya masih kritis,” ujarnya.
Ibu Warsinah luka parah di punggung dan pantat. Luka robeknya cukup panjang dan dalam akibat dicabik babi hutan.
Sebelumnya, tiga warga terluka akibat diserang babi hutan di Desa Windujaya. Para korban adalah Maksum, Warsinah, dan Rahmat Suwaryo. Belakangan diketahui jumlahnya bertambah satu orang, yakni Arsikin dari Desa Melung. ”Maksum dan Arsikin sudah boleh pulang dari rumah sakit,” ujar Ady.
Babi hutan masuk dan mengamuk di perkampungan, diduga akibat kelaparan. ”Jarak hutan dengan perkampungan sekitar dua kilometer. Pertama kali babi hutan menyerang Maksum yang sedang mencari rumput di dekat rumahnya,” kata Kepala Dusun II Desa Windujaya Amin Mustofa, Selasa.
Serangan babi hutan tersebut terjadi pukul 10.30. Sesaat setelah menyerang Maksum, babi menyerang Warsinah, yang sedang berkebun. Melihat ada babi yang menyerang Warsinah, Rahmat mencoba menolong, tetapi malah ikut diserang babi hutan.
”Maksum menderita luka ringan, sedangkan Warsinah dan Rahmat luka berat. Kaki, paha, dan tangannya robek cukup dalam. Korban dievakuasi ke Rumah Sakit Islam Purwokerto,” tutur Amin.
Amin menyampaikan, warga setempat sering melihat babi hutan masuk ke permukiman, tetapi tidak sampai menyerang warga.
”Baru kali ini babi hutan menyerang warga. Mungkin karena makanan di hutan sudah habis. Lagi pula populasi babi hutan di hutan masih banyak. Kadang babi hutan juga merusak tanaman palawija warga,” tuturnya.
Menurut Amin, babi hutan yang menyerang warga berukuran sangat besar. ”Tinggi babi hutan sekitar 1 meter dan panjangnya sampai 1,2 meter. Bobotnya mungkin sekitar 100 kilogram,” kata Amin.
Hingga Selasa pukul 22.00, babi hutan masih diburu warga bersama tim gabungan, seperti Tagana, jajaran kepolisian, dan Perbakin. Tagana mengirimkan 13 personel untuk membantu mengevakuasi warga sekaligus ikut memburu babi hutan.
”Saat ini posisi babi hutan berada di Bukit Agaran, yang masuk wilayah Desa Melung, karena desa ini berbatasan dengan Desa Windujaya,” kata Ady.
Kepala Kepolisian Sektor Kedungbanteng Ajun Komisaris Priyono menyampaikan, pihaknya segera menuju lokasi penyerangan babi hutan untuk melumpuhkan binatang tersebut.
”Babi hutan akan kami tembak. Kami menerjunkan enam anggota ke Windujaya. Kami juga berkoordinasi dengan tim Perbakin untuk ikut membantu,” kata Priyono.