Cabai merah menjadi penyumbang terbesar inflasi di Sumatera Barat pada Juni 2019. Setelah Lebaran, harga komoditas itu melonjak tinggi di Kota Padang dan Kota Bukittinggi, barometer ekonomi Sumbar.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS - Cabai merah menjadi penyumbang terbesar inflasi di Sumatera Barat pada Juni 2019. Setelah Lebaran, harga komoditas itu melonjak tinggi di Kota Padang dan Kota Bukittinggi, barometer ekonomi Sumbar. Sumbar pun diminta berhati-hati karena inflasi pada Juni relatif tinggi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sumbar pada Juni 2019, Padang dan Bukittinggi mengalami inflasi masing-masing 1,07 persen dan 1,28 persen. Penyumbang inflasi terbesar adalah kelompok pengeluaran bahan makanan, yakni mencapai 0,89 persen di Padang dan 1,02 persen di Bukittinggi.
“Penyebab utama tingginya inflasi di Padang dan Bukittinggi adalah harga cabai merah. Dari 1,07 persen inflasi di Padang, andil cabai merah mencapai 0,8543 persen, demikian juga di Bukittinggi. Sementara itu, komoditas lainnya, kenaikan harga tidak begitu besar,” kata Kepala BPS Sumbar Sukardi di Padang ketika menyampaikan berita resmi statistik, Senin (1/7/2019).
Sukardi memaparkan, di Padang, harga cabai merah naik 34,62 persen dan menyumbang inflasi 0,8543 persen. Sementara itu, di Bukittinggi, harga cabai merah naik 61,46 persen dan menyumbang inflasi 0,9623 persen.
Menurut Sukardi, inflasi di Padang dan Bukittinggi pada Juni 2019 tergolong tinggi. Sebab, pada Mei 2019, inflasi di kedua kota itu masing-masing hanya 0,86 persen dan 0,78 persen. Sumbar, kata Sukardi, harus berhati-hati dengan kondisi ini.
“JIka melihat grafiknya, harus hati-hati. Namun, inflasi kali ini paling besar disumbang cabai merah. Kalau harga cabai bisa diturunkan, inflasi akan kembali turun,” ujar Sukardi.
Ia menambahkan, tingginya sumbangan cabai merah terhadap inflasi pernah terjadi tahun 2014 akibat keterbatasan pasokan dan momen hari raya.
Masih tinggi
Meskipun Ramadhan dan Idul Fitri sudah berlalu, harga cabai merah masih tinggi di Pasar Raya Padang, pasar terbesar di Kota Padang. Dua minggu setelah Lebaran, harga cabai merah memang sempat turun menjadi Rp 40.000 per kilogram. Namun, sepuluh hari terakhir, harganya merangkak naik menjadi Rp 60.000 per kilogram.
Pantauan di Pasar Raya Padang, Senin (1/7/2019), cabai merah dijual Rp 60.000 per kilogram. Harga tersebut naik Rp 5.000-Rp 6.000 per kilogram dibandingkan sehari sebelumnya. Sementara itu, harga cabai merah lokal (lado darek) juga naik dengan nominal yang hampir sama dan dijual Rp 65.000 per kilogram.
Menurut para pedagang, kenaikan dipicu kurangnya pasokan cabai merah dari Pulau Jawa akibat gagal panen karena kemarau. Sebagian besar pasokan cabai merah di Padang bersumber dari luar provinsi, terutama Jawa Tengah. Sementara itu, cabai merah lokal sebagian besar dikirim oleh pengepul ke Riau, Kepulauan Riau, dan Jambi karena harganya lebih mahal.
Mahalnya harga cabai dikeluhkan oleh pembeli. Fatma Zahara (33), ibu rumah tangga, misalnya, terpaksa mengurangi pembelian. Jika biasanya Fatma membeli cabai merah sebanyak 1 kilogram, sekarang hanya 1/4 kilogram.
“Agar banyak, setiap masak cabai saya tambahkan dengan tomat. Biasanya tidak pernah pakai tomat. Lumayan beda rasanya, tetapi mau bagaiamana lagi. Segala mahal sekarang. Mudah-mudahan harganya segera turun,” kata Fatma.