Mantan Napi Terorisme di Jawa Tengah Bangun Ekonomi Keluarga
Para mantan narapidana terorisme di Jawa Tengah membentuk Yayasan Gema Salam yang bergerak di bidang sosial dan ekonomi. Wadah ini dibentuk untuk membantu para mantan napi terorisme berintegrasi kembali dengan masyarakat dan membangun lagi ekonomi keluarga mereka.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Para mantan narapidana terorisme di Jawa Tengah membentuk Yayasan Gema Salam yang bergerak di bidang sosial dan ekonomi. Wadah ini dibentuk untuk membantu para mantan napi terorisme berintegrasi kembali dengan masyarakat dan membangun lagi ekonomi keluarganya.
”Kegiatan sosial yang sudah kami laksanakan ialah membina kawan-kawan yang sudah bebas untuk kembali ke masyarakat dan pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Ketua Yayasan Gema Salam Joko Triharmanto alias Jack Harun saat kegiatan silaturahmi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Yayasan Gema Salam di Solo, Jawa Tengah, Jumat (28/6/2019).
Jack mengatakan, Yayasan Gema Salam beranggotakan 40 mantan napi terorisme dan pembentukannya diprakarsai Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. Di bidang ekonomi, yayasan ini memiliki program kerja membantu dan memberikan pendampingan ekonomi terhadap anggota. Tujuannya, mantan napi terorisme bisa memiliki pekerjaan layak.
”Di bidang ekonomi, Yayasan Gema Salam bersama Kementerian Sosial memberikan bantuan modal usaha kepada ikhwan-ikhwan, masing-masing Rp 15 juta,” ujar mantan napi terorisme yang terlibat dalam bom Bali I ini.
Menurut Jack, umumnya anggota Yayasan Gema Salam telah memiliki usaha masing-masing. Dia, misalnya, membuka warung soto ayam di Desa Manang, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, sejak tiga tahun lalu. Selain itu, ada juga anggota yang memiliki usaha bengkel sepeda motor di Bumiayu, Tegal, Jawa Tengah.
”Karena teman-teman mayoritas sudah punya usaha, harapan kami ada pelatihan, pembinaan ekonomi, kemudian penambahan modal biar ke depan lebih baik. Sementara hari ini mereka mungkin baru bisa mencukupi kebutuhan keluarganya,” katanya.
Menurut Jack, pihaknya juga melakukan kegiatan sosialisasi dan pembinaan di sekolah-sekolah setingkat SMA di Jawa Tengah dan Yogyakarta untuk mencegah paham radikalisme dan terorisme. Mereka melakukannya bersama kepolisian dan pemerintah setempat. Dia berharap tidak ada lagi stigma dari masyarakat terhadap para mantan napi terorisme.