Potensi Sentra Ternak Itik dan Bebek NTT Belum Maksimal
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat dari Fakultas Peternakan di Universitas Nusa Cendana Kupang mendampingi warga Desa Baumata Timur Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Ditargetkan jadi pusat pengembangbiakan bebek dan itik di Kupang, bahkan NTT, potensi desa ini belum dimaksimalkan.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat dari mahasiswa Semester VIII Fakultas Peternakan di Universitas Nusa Cendana Kupang ingin mendampingi warga Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Ditargetkan jadi pusat pengembangbiakan bebek dan itik di Kupang, bahkan NTT, potensi desa ini belum dimaksimalkan.
Koordinator mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana (Undana), Sefran Banantuan, di Kupang, Selasa (18/6/2019) mengatakan, pemilihan Desa Baumata Timur, berjarak sekitar 30 km dari Kota Kupang, karena desa ini memiliki potensi peternakan unggas cukup besar. Namun, selama ini belum ada yang membimbing masyarakat setempat untuk beternak.
”Kami ingin menghapus mitos bahwa memelihara bebek atau entok dan itik tidak akan mematikan jenis unggas lain, seperti ayam. Kota Kupang dan Kabupaten Kupang belum ada sama sekali peternakan bebek dan itik karena mitos tadi. Mencari daging dan telur bebek atau itik di ibu kota Provinsi NTT ini sangat sulit,” kata Sefran.
Padahal, daging dan telur bebek serta itik selalu diburu konsumen. Selain untuk konsumsi, juga keperluan adat tertentu. Ada anggapan, mengubur telur itik di depan pintu rumah dapat menghalau bala bagi seluruh isi rumah.
Kegiatan KKN PPM mulai 24 April sampai dengan 22 Juni 2019 atau berlangsung sekitar 2 bulan. Jumlah mahasiswa KKN PPM yang mengabdi di Baumata Timur sebanyak delapan orang. Mahasiswa semester VIII dibagi ke beberapa desa, di antaranya Baumata Timur.
Di Baumata Timur, mereka memelihara 20 bebek dan 20 itik, dengan rasio masing-masing 3 jantan dan 17 betina. Bibit bebek dan itik berusia 5 bulan, diambil dari Kampus Undana secara cuma-cuma bagi kelompok peternak di desa itu.
Ternak bebek dan itik ini masing-masing berada di dalam kandang, yang dibuat mahasiswa KKN PPM, lengkap dengan tempat bertelur, dan kolam berendam, serta tempat istirahat, bermain dan makan. Setelah beranak, indukan bebek lama dipindahkan ke kelompok lain bersama beberapa anakan bebek yang baru ditetaskan setelah berusia 4-6 bulan.
”Kami menggunakan sistem pemeliharaan bergulir sehingga setiap kelompok peternak wajib mengembangbiakkan bebek-bebek yang diberikan dari kelompok sebelumnya. Jika ada kelompok yang tidak mengembangkan bebek itu, mereka tidak diberikan lagi, termasuk program-program lain,” kata Sefran.
Sebanyak tiga kelompok peternak terlibat dalam pengembangan bebek, setiap kelompok beranggotakan 10-35 orang. Mereka tidak mengeluarkan biaya apa pun. Kandang bebek disiapkan dengan menggunakan dana desa, pakan diproduksi mahasiswa KKN PPM dengan memanfaatkan batang pisang yang dicincang halus, dedak, jagung giling, batang kangkung, daun singkong, dan parutan kelapa.
Selain itu, para peternak juga akan diajari mengenal perilaku bebek dan itik, gejala-gejala ada serangan hama, cara berkawin dan mengawinkan, gejala mau bertelur, menetaskan telur, dan merawat anak bebek dan itik yang masih bayi.
Marince (45), anggota kelompok peternak, mengatakan, selama ini dirinya tidak pernah menyadari bahwa Baumata Timur juga memiliki potensi pengembangan bebek dan itik. Ia mengaku sudah bisa membuat pakan bebek atau itik secara manual.
Kepala Desa Baumata Timur Melkisedek Huma’u mengatakan, sesuai dengan kesepakatan kelompok, setiap kelompok wajib menghidupkan satu kelompok ternak setelah satu tahun mendapatkan bibit bebek atau itik. Tahap pertama dibentuk tiga kelompok pertenak, kemudian akan dibentuk kelompok baru, setelah bebek dan itik dikembangbiakan.
”Kami sepakat menjadikan Baumata Timur sebagai sentra pengembangan bebek dan itik di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, bahkan NTT. Kami fokus beternak bebek dan itik dengan dana desa,” kata Melkisedek.
Dosen Fakultas Peternakan Undana, Gemini Malelak, mengatakan, KKN PPM merupakan salah satu program pengabdian masyarakat oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bagi perguruan tinggi. Tujuan jangka panjang, yakni meningkatkan pemberdayaan masyarakat secara terukur, seperti kenaikan pendapatan per kapita melalui konsep perguruan tinggi bekerja sama dengan masyarakat.
”Kegiatan KKN PPM ini membantu peternak bebek dan itik untuk memelihara dua jenis unggas ini dengan sistem kandang yang baik dan mendapatkan pakan sesuai standar kebutuhan. Dengan kehadiran bebek dan itik di sini, Baumata Timur juga suatu saat bisa menjadi destinasi wisata peternakan,” kata Malelak.