Kunjungan Wisatawan Domestik ke Banda Turun 100 Persen
Harga tiket pesawat yang sangat mahal menyebabkan anjloknya jumlah kunjungan wisatawan ke Maluku. Pelaku wisata dan pemerintah daerah bahkan menyatakan, kunjungan wisatawan domestik ke Kepulauan Badan, salah satu ikon wisata di Maluku, kini turun hingga 100 persen. Solusinya, harga tiket pesawat harus segera diturunkan.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Harga tiket pesawat yang sangat mahal menyebabkan anjloknya jumlah kunjungan wisatawan ke Maluku. Pelaku wisata dan pemerintah daerah bahkan menyatakan, kunjungan wisatawan domestik ke Kepulauan Badan, salah satu ikon wisata di Maluku, kini turun hingga 100 persen. Solusinya, harga tiket pesawat harus segera diturunkan.
”Hari ini di Banda tidak ada wisatawan dari dalam negeri. Turun 100 persen. Wisatawan asing juga turun lebih dari 50 persen. Penyebab utamanya adalah harga tiket pesawat yang mahal dan minimnya transportasi dari Ambon ke Banda,” ujar Reza Tuasikal, pelaku pariwisata di Kepulauan Banda, yang dihubungi Kompas pada Selasa (18/6/2019).
Pernyataan Reza itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku H Saimima yang dihubungi secara terpisah. ”Kondisi di Banda memang seperti itu. Tempat wisata lain juga mirip. Sektor pariwisata di Maluku seakan mati. Siapa yang mau ke Maluku kalau harga tiket pesawat seperti ini. Semua pelaku wisata mengeluh,” ujar Saimima.
Berdasarkan penulusuran Kompas pada aplikasi penjualan tiket dalam jaringan, harga tiket dari Jakarta ke Ambon untuk Rabu besok dijual paling murah Rp 2,79 juta. Sebelumnya, hingga Agustus 2018, harga tiket pada rute itu pernah dijual Rp 900.000. Dengan begitu, biaya transportasi pesawat pulang pergi sekitar Rp 5,6 juta. Ini belum termasuk ongkos kapal Ambon-Banda pergi pulang sebesar Rp 820.000.
Kondisi di Banda memang seperti itu. Tempat wisata lain juga mirip. Sektor pariwisata di Maluku seakan mati. Siapa yang mau ke Maluku kalau harga tiket pesawat seperti ini. Semua pelaku wisata mengeluh. (Maluku H Saimima, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi)
Menurut Reza, wisatawan domestik dari wilayah Indonesia bagian barat ke Banda, yang sebelumnya dalam satu pekan di atas 50 orang, kini turun hingga nol. Itu tercatat dalam satu bulan terakhir. Harga tiket yang mahal membuat wisatawan domestik lebih memilih ke luar negeri. ”Banyak yang ke Thailand. Harganya separuh dari harga ke Banda,” ujarnya.
Minimnya kunjungan wisatawan, lanjut Reza, menyebabkan tiga dari empat tempat penyedia jasa selam di Banda terpaksa ditutup. Selain wisata sejarah rempah-rempah, pesona yang ditawarkan alam Banda adalah keindahan bawah air. Sebagian besar wisatawan yang datang ke Banda dengan alasan ingin menyelami perairan Banda.
Indonesia timur
Saimima menambahkan, perhotelan, restoran, dan industri suvenir juga ikut terdampak akibat kenaikan harga tiket pesawat. ”Di satu sisi pemerintah pusat ingin pariwisata maju, tetapi di sisi lain harga tiket tidak bisa dikendalikan. Percuma promosi wisata ke mana-mana. Ujung-ujungnya, wisatawan akan tanya biaya ke sana berapa? Terlebih lagi wilayah Indonesia timur ini paling terdampak karena paling mahal harga tiketnya,” tuturnya.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Pariwisata Provinsi Maluku, kunjungan wisatawan mancanegara ke Maluku semakin bertambah dari waktu ke waktu. Pada 2016, jumlahnya 15.015 wisman, pada 2017 menjadi 18.075 wisman, dan pada 2018 naik menjadi 18.979 wisman. Namun, menurut Saimima, realisasi kunjungan pada 2019 akan menurun hingga 50 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Di satu sisi pemerintah pusat ingin pariwisata maju, tetapi di sisi lain harga tiket tidak bisa dikendalikan. Percuma promosi wisata ke mana-mana. Ujung-ujungnya, wisatawan akan tanya biaya ke sana berapa? Terlebih lagi wilayah Indonesia timur ini paling terdampak karena paling mahal harga tiketnya. (Maluku H Saimima, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi)
Sementara itu, Manajer Hotel Amaris Ambon Totok Budiyanto mengatakan, tingkat hunian di hotel tersebut berkurang dari 80 persen menjadi 70 persen. Ia berharap semua pihak terkait bisnis pariwisata perlu memikirkan sejumlah langkah untuk menggairahkan pariwisata di Kota Ambon dan sekitarnya. Pemerintah daerah diharapkan mengambil peran lebih dominan.