Pemerintah Kota Surabaya terus menambah ruang publik seperti taman, karena fungsinya sangat banyak. Kehadiran ruang publik seperti taman yang seluruhnya dilengkapi arena bermain anak-anak dan olahraga, bisa menjadi wadah bagi warga untuk menyalurkan bakat, melakukan kreativitas, bersosialisasi dan berinteraksi, sekaligus mempercantik estetika kota dan menyeimbangkan suhu udara.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·5 menit baca
SURABAYA, KOMPAS - Pemerintah Kota Surabaya terus menambah ruang publik seperti taman, karena fungsinya sangat banyak. Kehadiran ruang publik seperti taman yang seluruhnya dilengkapi arena bermain anak-anak dan olahraga, bisa menjadi wadah bagi warga untuk menyalurkan bakat, melakukan kreativitas, bersosialisasi dan berinteraksi, sekaligus mempercantik estetika kota dan menyeimbangkan suhu udara.
Saat ini paling tidak di Kota Surabaya dengan luas wilayah 350 kilometer persegi sudah terdapat 400 taman. Setiap taman memiliki tema masing-masing seperti Taman Lansia (khusus untuk lanjut usia), Taman Jayeng Rono (sejarah perebutan Surabaya dari penjajah), Taman Bungkul dan Taman Persahabatan. Rimbunnya kota membuat suhu udara mengalami penurunan dari yang rata-rata 34 derajat celcius menjadi 32 bahkan sering di bawah 30 derajat celcius.
Salah satu ruang publik yang baru adalah Taman Eks Incinerator yang merupakan bagian dari Taman Harmoni Keputih. Taman ini memiliki luas 2,8 hektar dengan luasan lahan yang sudah dibangun 2019 mencapai 1,2 hektar. Taman Ex Incinerator, merupakan bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, diubah menjadi ruang publik berupa taman.
HUMAS PEMKOT SURABAYA
Sekjen United Cities and Local Government (UCLG) Asia Pasifik (Aspac), Bernadia Irawati Tjandradewi bersama rombongan sedang mengunjungi Taman Eks Incinerator, dulunya merupakan eks Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Keputih Surabaya, Senin (17/6/2019).
Sekretaris Jenderal United Cities and Local Government (UCLG) Asia Pasifik (Aspac) Bernadia Irawati Tjandradewi bersama rombongan yang mengunjungi Taman Harmoni pada Senin (17/6/2019) mengapresiasi upaya Pemkot Surabaya menyediakan ruang publik bagi masyarakat.
Menurutnya, di berbagai negara besar, ruang publik seperti taman mulai sangat jarang ditemui di tengah kota. Karena itu, pihaknya sangat mendukung langkah Pemkot Surabaya menyediakan ruang publik bagi warga kota. "Surabaya memang sudah menjadi inspirasi untuk kota-kota besar di dunia karena sudah mendapat informasi tentang perkembangan Surabaya yang sangat luar biasa," ujarnya.
Dalam kunjungannya itu, Sekjen UCLG Aspac ini bersama beberapa delegasi antara lain Vice President of the Province Loire Atlantique Fanny Salle, Project Officer Cities Unies France and UCLG Simone Gioventti, UCLG Aspac Public Space Specialist David Sagita dan Coordinator UCLG Aspac dan M. Helmi Abidin
Bernadia menyampaikan setiap berkunjung ke Taman Eks Incinerator, selalu ada hal baru yang menarik, walaupun konstruksi tamannya belum tuntas 100 persen. Namun begitu, jika dilihat dari fingerprint, ia menilai idenya sangat cerdas dan bagus.
KOMPAS/IQBAL BASYARI
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, bersama delegasi UCLG ASPAC berkeliling Taman Harmoni, Keputih, Sabtu (15/9/2018).
"Berkesan sekali, di Surabaya yang sudah memeiliki banyak taman, masih ada penambahan 70 taman baru yang dibangun tahun ini, sementara rata-rata kota besar menghadapi keterbatasan lahan. Ruang publik terus bertambah karena komitmen sangat tinggi dari seorang Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, sehingga lahan terus ada untuk ruang publik,” ujarnya.
Menurut dia prioritas pembangunan ruang publik sangat tergantung dari kebijakan pemerintah daerah setempat. Selama ini yang terjadi adalah kebanyakan di kota-kota besar, pemerintah daerah setempat lebih memprioritaskan untuk pembangunan pusat perbelanjaan, atau gedung tinggi, yang sangat berbeda dengan apa yang dilakukan Pemkot Surabaya. Untuk itu pihaknya sangat mendukung sekali langkah Wali Kota Risma menyediakan ruang publik bagi masyarakat.
Berkesan sekali, di Surabaya yang sudah memeiliki banyak taman, masih ada penambahan 70 taman baru yang dibangun tahun ini, sementara rata-rata kota besar menghadapi keterbatasan lahan. Ruang publik terus bertambah karena komitmen sangat tinggi dari seorang Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, sehingga lahan terus ada untuk ruang publik
Sebab kata Bernadia, sebetulnya ruang publik itu tergantung dari prioritas pemerintah daerah. Apalagi keberadaan ruang publik seperti taman kota sangat penting. Sebab, selain berfungsi menjaga kualitas udara, ruang publik dinilai dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk menyalurkan bakat dan kreatifitasnya. “Jadi ruang publik Surabaya itu sudah menjadi referensi kota-kota besar di dunia. Setiap saya berkunjung ke sini (Surabaya) selalu ada perubahan-perubahan yang lebih baik,” katanya.
Hal serupa juga dikemukakan Vice President of the Province Loire Atlantique France, Fanny Salle yang menilai pembangunan ruang publik seperti taman di Surabaya sangat bermanfaat untuk masyarakat. Selain itu, keberadaan ruang publik di tengah kota sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk saling berinteraksi dan bersosial satu sama lain.
“Ini bisa menjadi referensi untuk kunjungan dari negara di Eropa, agar anak anak nanti merasakan kesegaran, dan sangat menarik jika masyarakat Perancis bisa berkunjung segera ke sini,” kata Fanny.
Menurut dia, keberadaan ruang publik seperti taman dapat berfungsi untuk menyeimbangkan suhu udara dalam kota. Komitmen Pemkot Surabaya menyediakan taman atau ruang terbuka hijau di tengah kota merupakan langkah tepat. “Sangat mengesankan bagi kita masyarakat di Eropa, bagaimana Surabaya mampu menghadapi masalah cuaca panas dengan cara membangun taman untuk menambah kesegaran di dalam kota,” terangnya.
Ini bisa menjadi referensi untuk kunjungan dari negara di Eropa, agar anak anak nanti merasakan kesegaran, dan sangat menarik jika masyarakat Perancis bisa berkunjung segera ke sini
Ia mengungkapkan di kota-kota besar Perancis, tidak memiliki cukup alam terbuka, seperti pepohonan dan taman. Jadi ketika musim panas tiba, masyarakat banyak yang memilih untuk berpindah. Oleh karena itu, ia mengaku bakal mencontoh apa yang telah dilakukan Wali Kota Risma dengan membangun taman atau ruang publik di tengah kota.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan Pemkot Surabaya terus melakukan penambahan ruang publik terutama taman, karena dengan beragam tanaman maupun pohon, maka suatu saat nanti Surabaya bisa menjadi kota kupu-kupu. “Jadi di Surabaya kelak akan banyak kupu-kupu karena terus ditanami berbagai jenis bunga termasuk tabebuya, sakura dan jagaranda.
“Pembuatan taman dilakukan hingga ruang terbuka hijau kota ini bisa mencapai 30 persen dari luas wilayah. Sekarang luas seluruh ruang terbuka hijau kira-kira sudah mencapai 26 persen dari luas kota,” katanya.
Dengan banyaknya taman membuat kota makin nyaman, apalagi sudah ada penurunan suhu udara sekitar 2 derajat celcius. Bahkan Surabaya sedang menggarap Kebun Raya Mangrove pertama di Indonesia. Setiap tahun harus ada 10-20 taman baru di berbagai lokasi sekaligus penambahan 10-15 lapangan olahraga.
Taman atau ruang publik gencar pembangunan. Tidak hanya taman, sejak 2010 hingga kini paling tidak sudah 45 kilometer trotoar dibangun di sepanjang 91 ruas jalan yang tersebar di kota seluas 350 kilometer persegi. Trotoar yang dibangun pun cantik dan nyaman untuk pejalan kaki serta ramah difabel.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati mengungkapkan, pengerjaan trotoar dari tahun ke tahun terus dilakukan dengan panjang jalur untuk pejalan kaki yang manusiawi bervariasi tergantung anggaran yang diterima. Lebar trotoar umumnya 3 meter hingga 6 meter, dan seluruhnya dilengkapi portal, penanda atau rambu bagi penyandang difabel.