SEMARANG, KOMPAS— Pemerintah pusat terus mematangkan pembangunan Tol Bawen-Yogyakarta sepanjang 71 kilometer sebelum penetapan lokasi dilakukan Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur DI Yogyakarta. Peletakan batu pertama diharapkan terlaksana pada akhir 2019.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Semarang Akhmad Cahyadi, dihubungi di Semarang, Selasa (11/6/2019), mengatakan, secara umum, trase Tol Bawen-Yogyakarta telah disepakati pihak Jateng dan DIY. Adapun jalurnya adalah Bawen, Secang, Borobudur, hingga DIY (di atas Selokan Mataram).
Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menuntaskan rencana daerah milik jalan (ROW) dan dokumen perencanaan pengadaan tanah (DPPT). ”Sudah tahap akhir dan sekitar sebulan lagi selesai. Baru diserahkan ke Gubernur (Jateng dan DIY) untuk penetapan lokasi,” ujarnya.
Akhmad menjelaskan, finalisasi penyusunan dokumen tersebut untuk menjelaskan detail, seperti luas tanah yang masuk bagian dari proyek dan pihak mana saja yang terdampak. Nantinya, setelah ada pemenang lelang investor dan tuntasnya penetapan lokasi, baru dilakukan pengadaan lahan.
Jalan Tol Bawen-Yogyakarta sepanjang 71 kilometer masuk proyek strategis nasional (PSN) yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.
Akhmad menuturkan, trase Jalan Tol Bawen-Yogyakarta mayoritas merupakan perbukitan sehingga memakan biaya cukup besar. Namun, ia meyakini lahan dapat dibebaskan karena umumnya ialah area perkebunan. Sementara di wilayah DIY, tol akan dibuat melayang (elevated) di atas Selokan Mataram.
Menurut dia, Menteri PUPR dan Gubernur DIY sepakat pembebasan lahan baru di wilayah DIY dilakukan seminimal mungkin. ”Sebab, wilayah DIY tak luas. Apabila dibebaskan, seperti perumahan dan irigasi, akan semakin sempit. Jadi, di atas Selokan Mataram akan difungsikan tol elevated,” katanya.
Akhmad merinci, sekitar 11 kilometer pembangunan tol di atas Selokan Mataram membutuhkan biaya sekitar Rp 3,3 triliun. Sisanya, sekitar 60 km, memakan biaya sekitar Rp 5,6 triliun. Dengan demikian, total investasi pada proyek ini diperkirakan mencapai sekitar Rp 9,2 triliun.
Pengembangan Joglosemar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuturkan, pelaksanaan proyek Tol Bawen-Yogyakarta berjalan secara paralel, termasuk pada penetapan lokasi dan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Pihaknya siap terus mendukung proses yang berjalan, termasuk perizinan, hingga nanti penetapan lokasi.
Peletakan batu pertama diharapkan dilakukan tahun ini. ”(Soal) penetapan lokasi bisa cepat. Yang penting, jalur ini semuanya aman, termasuk jauh dari potensi bencana. Saya pikir, tol ini agak harus karena kami ingin mengembangkan Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang),” kata Ganjar.
Konsep Joglosemar digunakan pada pembangunan tol yang menghubungkan Jateng dan DIY. (DIT)