Masyarakat di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, tiap tahun mengadakan Lebaran Topat (ketupat), yang tahun ini digelar Rabu (12/6/2019) atau 8 Syawal 1440 Hijriah.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Masyarakat di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, tiap tahun mengadakan Lebaran Topat (ketupat), yang tahun ini digelar Rabu (12/6/2019) atau 8 Syawal 1440 Hijriah. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Utara telah menyiapkan penyelenggaraan tradisi yang dilakukan warga seusai menunaikan puasa sunah Syawal setelah puasa Ramadhan tersebut.
Kepala Bagian Humas Lombok Barat Saeful Ahkam, di Mataram, Selasa, mengatakan, Lebaran Topat di kabupaten itu dipusatkan di Pantai Duduk, kawasan obyek wisata Pantai Senggigi. Terdapat pula warga di kecamatan lain di kabupaten itu yang juga menggelar acara sama di tempat berbeda.
”Lebaran Topat intinya adalah silaturahmi atau halalbihalal, saling bermaafan atas kesalahan masing-masing, membuang emosi dan hawa nafsu yang sebenarnya telah ditaklukkan selama berpuasa,” ucap Saeful.
Kegiatan warga antara lain ziarah makam (nyekar) ke makam leluhur dan makam penyebar Islam di Lombok untuk berdoa, membayar kaul seperti ngurisang (memotong rambut bayi), dan selamatan (rowah) seusai nyunatang (khitanan) anak-anak dan keselamatan bagi keluarga. Mereka membawa penganan tradisional, terutama ketupat, untuk disantap bersama. Warga lalu mengisi aktivitas dengan berwisata, antara lain belancaran atau menumpang perahu di perairan pantai.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat Ispan Junaidi, meski kini Lebaran Topat lebih kental nuansa pelesirannya, Pemkab Lombok Barat tetap mempertahankan acara ritual itu. Misalnya, prosesi ziarah makam di Makam Batu Layar, Kecamatan Batu Layar, yang dipimpin Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid, didampingi tokoh agama dan tokoh adat.
Setelah ziarah makam, acara dilanjutkan di Pantai Duduk dengan menyiapkan topat agung, ribuan ketupat kecil yang disusun mengerucut ke atas menyerupai sebuah menara. Petugas lalu mengusung topat agung mengelilingi lokasi acara untuk diserahkan kepada bupati, yang kemudian mengambil salah satu ketupat dan dibelah sebagai pertanda acara rowah makan bersama dimulai.
Para tamu juga disuguhkan dulang pesaji (makanan) yang antara lain berisi ketupat, lauk-pauk, dan buah-buahan. Saat itu, warga dihibur dengan kesenian tradisional dari sejumlah sanggar seni di Lombok Barat, seperti seni bebeduk (menabuh beduk), zikir saman, dan tari rudat. Pada Selasa malam, digelar pula acara pepaosan atau memace (membaca) naskah lontar.
Sementara itu, di Kabupaten Lombok Utara, Lebaran Topat dipusatkan di obyek wisata Pantai Sire. Kepala Bagian Humas Kabupaten Lombok Utara Dedi Mujadid mengatakan, acara yang digelar antara lain ceramah dan lomba parade dulang yang diikuti warga lima kecamatan, hiburan kesenian, juga acara membelah ketupat raksasa sejenis topat agung.
Acara Lebaran Topat, yang menjadi kalender tahunan Lombok Barat dan Lombok Utara, juga menjadi bagian dari upaya promosi pariwisata. Sektor pariwisata kedua kabupaten itu terpuruk setelah dilanda gempa pada Juli-Agustus 2018.