Ablasi tanah di sekitar Sungai Barito, Kalimantan Tengah, menyebabkan tiga rumah yang berada dekat sungai ambruk, sedangkan tiga rumah lainnya rusak ringan hingga berat.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Ablasi tanah di sekitar Sungai Barito, Kalimantan Tengah, menyebabkan tiga rumah yang berada dekat sungai ambruk, sedangkan tiga rumah lainnya rusak ringan hingga berat. Para penghuni rumah pun dievakuasi dari lokasi tersebut.
Kepala Subbidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Alpius Patanan menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (9/6/2019) di Desa Bintang Ninggi I, Kecamatan Teweh Selatan, Kabupaten Barito Utara. Enam rumah yang terdampak berada persis di pinggir Sungai Barito.
”Saat ini kondisinya sudah cukup aman. Dari laporan petugas di lapangan, tidak terlihat tanda-tanda longsor meluas,” ungkap Alpius di Palangkaraya, Senin (10/6/2019).
Proses ablasi, menurut Alpius, adalah peristiwa pengikisan tanah di daerah aliran sungai. Hal ini berbeda dengan abrasi, di mana pengikisan terjadi di pantai karena air laut. Namun, dampak kedua fenomena itu sama. Hal ini menyebabkan longsor di lokasi ablasi.
Alpius menjelaskan, tanah yang terkikis tidak berdampak pada jalan raya di sebelahnya sehingga tidak mengganggu jalur transportasi. Namun, enam keluarga penghuni rumah itu dievakuasi ke rumah sanak keluarga. ”Kami siapkan tempat sementara, tetapi mereka memilih tinggal bersama kerabat dan keluarga terdekat di desa itu juga,” ucapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Barito Utara Gazali Montalatua mengungkapkan, sedikitnya terdapat 10 keluarga yang tinggal di bantaran sungai di sekitar lokasi ablasi itu. Menurut dia, ablasi tidak akan meluas.
Meski begitu, ia berharap warga yang masih tinggal di bantaran sungai bisa direlokasi. ”Kalau direlokasi, kami cari lokasi yang agak jauh dari sungai supaya bisa lebih aman,” ungkap Gazali.
Gazali menambahkan, setelah melakukan pendataan dan pengecekan rumah yang terdampak, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk mengambil tindakan. ”Kami sudah melapor ke pimpinan. Dalam kondisi seperti ini, biasanya akan diberikan bantuan, tapi itu nanti terserah pimpinan,” katanya.
Kepala Desa Bintang Ninggi I Efri Budi, saat dihubungi dari Palangkaraya, mengatakan, pihaknya sudah meninjau lokasi yang pas untuk relokasi. Hanya saja, pemerintah desa tidak bisa menganggarkan lokasi itu untuk dibebaskan.
”Biayanya tidak ada. Hasil rapat desa setelah kejadian itu akan disampaikan ke Bupati. Semoga ada tindak lanjutnya,” kata Budi.