Hibur Pemudik, Pemkot Solo Sajikan Sendratari "Sinta Obong"
Pemerintah Kota Solo kembali menyiapkan pergelaran sendratari Ramayana untuk menghibur para pemudik yang sedang berlebaran di Solo. Pentas tahun ini mengangkat lakon “Sinta Obong”.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS - Pemerintah Kota Solo kembali menyiapkan pergelaran sendratari Ramayana untuk menghibur para pemudik yang sedang berlebaran di Solo. Pentas tahun ini mengangkat lakon “Sinta Obong”.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pergelaran yang dikemas dalam acara bertajuk “Bakdan Neng Solo” ini akan digelar di Benteng Vastenburg. Pertunjukan akan digelar selama tiga hari berturut, pada 7-9 Juni 2019 mulai pukul 19.30.
“Tujuan kami untuk memberikan hiburan kepada pemudik yang sudah tidak pernah nonton seni tradisi,” kata Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo di Solo, Jawa Tengah, Kamis (6/6/2019).
Rudyatmo mengatakan, pergelaran ini terbuka bagi masyarakat umum tanpa harus membayar tiket masuk. Dengan demikian, masyarakat yang sedang mudik bisa menikmati gelaran sendratari itu secara gratis. “Ini juga sebagai salah satu cara melestarikan seni budaya bangsa,” katanya.
Sutradara sendratari “Sinta Obong” Agung Kusumo mengatakan, lakon Sinta Obong diadopsi dari cerita Ramayana. Pergelaran ini akan menitikberatkan pada gerak tari kekinian tanpa meninggalkan tradisi. Pertunjukan ini melibatkan 150 seniman mulai dari anak-anak hingga seniman profesional.
Pertunjukan ini melibatkan 150 seniman mulai dari anak-anak hingga seniman profesional.
“Dalam pertunjukan ini nanti kami akan mengupas tentang kesetiaan Sinta, kesetiaan Rahwana yang setia mencintai Sinta, dan kesetiaan Rama terhadap Sinta. Dalam garapan ini memang kami rancang berbeda karena Sinta diobong (dibakar) dan Rama juga diobong,” ujarnya.
Acara Bakdan Neng Solo Nonton Ramayana merupakan agenda tahunan Pemkot Solo yang sudah digelar sebanyak empat kali dalam empat tahun terakhir bertepatan dengan momentum Lebaran. Pagelaran pertama mengangkat lakon Anoman Obong (2015) kemudian Sang Anoman pada 2016. Pada 2017 mengangkat lakon Rama Tambak-Kumbokarno Gugur dan pada 2018 mengangkat lakon Goa Kiskendo.
Pementasan ini melibatkan maestro gamelan Dedek Wahyudi sebagai penata musik serta Blacius Subono sebagai penulis naskah. Dedek Wahyudi menjanjikan sajian musik yang luar biasa pada pagelaran kali ini. Pihaknya akan memadukan gamelan dengan orkestra barat yang digawangi musisi, Gregoriyanto Kris Mahendra.
Paduan gamelan dan orkestra barat itu diyakini akan bisa dinikmati kalangan milenial sehingga pementasan ini bisa dinikmati semua kalangan. “Kami akan membuat musik yang menghibur bagi kalangan milenial karenanya juga akan dibantu para pemusik milenial,” katanya.