PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi V Purwokerto bersama Badan Narkotika Nasional Kabupaten Banyumas menggelar tes urine bagi awak kereta api. Hasilnya, para kru, terutama masinis, dipastikan sehat. Mereka tidak sedang dalam pengaruh obat-obatan agar dapat mengantar penumpang sampai tujuan dengan selamat.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi V Purwokerto bersama Badan Narkotika Nasional Kabupaten Banyumas menggelar tes urine bagi awak kereta api. Hasilnya, para kru, terutama masinis, dipastikan sehat. Mereka tidak sedang dalam pengaruh obat-obatan saat bertugas.
”Kami membantu PT KAI mewujudkan transportasi kereta api yang aman sehingga menimbulkan rasa nyaman bagi para pengguna jasa kereta api. Harapannya, kami ikut meminimalkan risiko kecelakaan,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Banyumas Wicky Sri Erlangga Adityas di Stasiun Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (4/6/2019).
Wicky menyampaikan, timnya yang terdiri dari tujuh orang membawa alat tes yang bisa mendeteksi ganja, ekstasi, kokain, morfin, dan heroin. ”Satu lagi untuk mendeteksi psikotropika dan obat-obatan keras mengandung analgetik penghilang rasa sakit dan pengurang kesadaran. Walau bukan narkotika, ini berbahaya terhadap kesadaran seseorang, khususnya awak kereta api," paparnya.
Bagi kru yang kedapatan mengonsumsi obat tersebut, kata Wicky, pihaknya merekomendasikan untuk istirahat dan tidak melanjutkan perjalanan. Sebelum di Stasiun Purwokerto, tim juga melakukan tes urine di Terminal Bus Purwokerto. Dari 107 pengemudi yang diperiksa, dua orang direkomendasikan tidak mengemudi karena rentan mengantuk setelah mengonsumsi obat flu dan TBC.
Manajer Humas PT KAI Daop V Purwokerto Supriyanto menyampaikan, pemeriksaan urine ini merupakan inspeksi mendadak untuk memastikan semua kru dalam kondisi sehat dan layak mengantarkan penumpang.
”Kami melaksanakan program pemerintah pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba sekaligus menjamin keselamatan perjalanan kereta api. Apalagi, kini angkutan Lebaran sedang ramai-ramainya,” kata Supriyanto.
Supriyanto mengatakan, di Daop V Purwokerto, ada sekitar 400 masinis. Pada hari ini, target pemeriksaan urine diterapkan pada 40-50 kru kereta, seperti masinis, kondektur, dan juga polisi khusus kereta api.
Sementara itu, Supriyanto menyampaikan, semula diprediksi puncak arus mudik terjadi pada 30 Mei, tetapi hingga 3 Juni jumlah penumpang yang turun di Daop V Purwokerto masih terpantau tinggi. Pada 30 Mei, tercatat 19.955 orang, tapi meningkat 24.629 orang pada 3 Juni.
”Ini di luar prediksi kami. Jumlah penumpang tahun ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun lalu, puncak mudik terjadi pada H-2 dengan jumlah penumpang 22.851 orang,” katanya.
Hal itu, kata Supriyanto, dipengaruhi banyak penumpang yang mencari tiket pada hari keberangkatan serta pengaruh tersambungnya Tol Trans-Jawa. Adapun puncak arus balik diprediksi pada Sabtu atau Minggu. Alasannya, pada Senin pekan depan, sebagian pemudik sudah mulai masuk bekerja.