BMKG Stasiun Geofisika Karangkates, Malang, Jawa Timur, akan melakukan pengamatan hilal penentuan 1 Syawal di Pantai Ngliyep.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
STASIUN GEOFISIKA KARANGKATES
Petugas BMKG Stasiun Geofisika Kelas III Karangkates, Malang, Jawa Timur, memasang teleskop untuk rukyatul hilal jelang Ramadhan 1439 Hijriah di Pantai Ngliyep, Kabupaten Malang, 15 Mei 2018.
MALANG, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Geofisika Karangkates, Malang, Jawa Timur, akan kembali ambil bagian dalam pengamatan atau rukyatul hilal penentuan 1 Syawal sebagai dasar pelaksanaan hari raya Idul Fitri 1440 Hijriah.
Pengamatan dilakukan bersama pemerintah daerah, kantor kementerian agama setempat, organisasi masyarakat, dan pihak terkait, di Helipad Satuan Radar 221 TNI Angkatan Udara di Pantai Ngliyep, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Senin (3/6/2019) sore.
Kepala Stasiun Geofisika Karangkates Musripan mengatakan, hari ini sebenarnya masih terlalu prematur untuk melakukan pengamatan. Hal ini berbeda dengan rukyatul hilal penentuan awal Ramadhan 1440 Hijriah satu bulan lalu. Saat itu, umur bulan sudah lebih dari 8-9 jam saat pemantauan dilakukan.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Kantor BMKG Stasiun Geofisika Karangkates, Malang, Jawa Timur.
”Sore ini masih di bawah ufuk karena ijtima’ atau konjungsi antara Bulan, Bumi, dan Matahari berada satu garis itu menandai perhitungan awal bulan. Nah, konjungsi hari ini baru terjadi pukul 17.00,” ucap Musripan.
Cuaca juga masih menjadi kendala pengamatan. Sepanjang Senin, cuaca di sekitar Malang cenderung berawan. Apa yang terjadi di darat tidak banyak berbeda dengan kondisi di sekitar pantai. ”Kalau pengamatan di Jawa, faktor utamanya adalah cuaca,” ucapnya.
Senada dengan Musripan, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang H Musta’in mengatakan, secara umum, dari hitungan berbagai paham dan sistem yang ada, rata-rata hasilnya menyatakan hilal masih di bawah nol derajat.
”Dari metode umum yang dipakai, ketemunya minus 00 derajat koma 18 detik. Jadi, kemungkinan hilal untuk terlihat masih sulit. Tapi, apa pun hasilnya, pemantauan mesti dilaksanakan sehingga kemungkinan puasa disempurnakan jadi 30 hari,” kata Musripan.
ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (tengah) didampingi Ketua Komisi VIII Ali Taher (kiri) dan Ketua MUI Abdullah Jaidi (kanan) menyampaikan hasil sidang isbat penentuan awal Ramadhan 1440 Hijriah di Kementerian Agama, Jakarta, Minggu (5/5/2019).
Misalnya, ada salah satu yang melihat dan berani disumpah, menurut Musta’in hal itu akan menjadi bahan pertimbangan sidang isbat di Jakarta untuk menentukan pelaksanaan Idul Fitri. Menurut rencana, Kementerian Agama akan melakukan sidang isbat penentuan Idul Fitri 1440 Hijriah pada Senin (3/6/2019) petang.
Musta’in sendiri mengimbau umat agar menjadikan Idul Fitri 1440 Hijriah sebagai momentum merajut kembali tali silaturahmi yang terkoyak oleh pesta demokrasi beberapa pekan lalu. ”Momentumnya sangat tepat untuk kembali menjalin silaturahmi,” ucapnya.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F06%2FIMG_20190527_105813L.jpg){kind=logo}
