Dua Korban Ledakan Petasan di Kediri Masih Jalani Perawatan
Dua korban ledakan bubuk petasan di Desa Sukorejo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, masih menjalani perawatan intensif di RSUD Pare, Selasa (28/5/2019). Mereka adalah Dwi Mutiara (47) dan tetangganya, Suwaji (47).
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
KEDIRI, KOMPAS — Dua korban ledakan petasan ilegal di Desa Sukorejo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, masih menjalani perawatan intensif di RSUD Pare, Selasa (28/5/2019). Mereka adalah Dwi Mutiara (47) dan tetangganya, Suwaji (47).
Sebelumnya, ledakan petasan terjadi pada hari Minggu (26/5/2019) siang di rumah Mbah Rukiyem, nenek dari Dwi Mutiara. Selain melukai dua orang, ledakan itu juga memakan korban jiwa. Budi (45), kakak kandung Dwi Mutiara, tewas di tempat kejadian.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kediri Randy Agatha mengatakan, para korban itu mencampur potasium, pupuk urea, dan belerang sebagai bahan petasan. Diduga, karena terjadi gesekan dan panas, akhirnya bahan petasan itu meledak.
Para korban itu mencampur potasium, pupuk urea, dan belerang sebagai bahan petasan. Diduga, karena terjadi gesekan dan panas, akhirnya bahan petasan itu meledak.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Kediri Ajun Komisaris Ambuka Yudha Ardi P mengatakan, kondisi Suwaji masih koma akibat luka bakar serius di bagian dada dan perut. Sementara Dwi Mutiara, yang menderita patah kaki, mulai bisa diajak berbicara meskipun tidak lama.
Menurut Ambuka, dari keterangan korban, saat ledakan terjadi, mereka tengah mencampur bahan petasan. Salah seorang korban kemudian mengocok campuran bahan yang berada di dalam toples sehingga terjadilah ledakan.
Petasan itu menurut rencana hendak dibunyikan saat Lebaran. Selama ini, warga setempat biasa membuat petasan sendiri untuk menambah kemeriahan pada hari raya. Kerap mengeyampingkan bahaya, warga membuat petasan sendiri agar bisa mendapat daya ledak seusai dengan yang diinginkan.
Berkaca dari kejadian ini, Polres Kediri langsung merazia beberapa tempat yang diduga membuat dan menjual petasan ilegal. Ambuka mengatakan, pihaknya ingin agar sampai Lebaran tiba tidak ada aktivitas produksi dan jual beli petasan di Kediri.