Pasca pengumuman pemilihan presiden, kondisi Purwakarta dan sekitarnya terpantau kondusif dan aman. Berbagai upaya pengamanan terus dilakukan untuk mengantisipasi adanya pergerakan massa.
Oleh
MELATI MEWANGI
·2 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS—Pasca pengumuman pemilihan presiden, kondisi Purwakarta dan sekitarnya terpantau kondusif dan aman. Berbagai upaya pengamanan terus dilakukan untuk mengantisipasi adanya pergerakan massa.
Berdasarkan pantauan Rabu siang (22/5/2019), berbeda dengan yang terjadi di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jakarta, kantor Bawaslu Purwakarta terpantau sepi dan tidak ada kegiatan aksi dari kelompok masyarakat.
Koordinator Divisi Pengawasan Bawaslu Purwakarta Oyang Este Binos, mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Polres Purwakarta untuk menjaga keamanan pasca pengumuman pilpres. Menurut dia, tidak ada pergerakan massa yang berarti selama tahapan rekapitulasi penghitungan suara di KPU Purwakarta hingga sekarang.
Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU Kabupaten Purwakarta, perolehan suara tertinggi diraih pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno, yakni sebesar 383.246 suara atau 72,30 persen. Sementara capres Joko Widodo dan Ma’ruf Amin hanya mengantongi 144.407 suara atau 27,7 persen.
Sebelumnya, Polres Purwakarta beserta tim gabungan dari unsur TNI Kodim 0619/Purwakarta dan Subdenpom III/3-4 Purwakarta, telah mengantisipasi mobilisasi massa yang hendak melakukan aksi 22 Mei di Jakarta. Mereka menggelar sweeping kendaraan roda empat dan bus di tiga pintu tol di Purwakarta, yakni Gerbang Tol Jatiluhur, Sadang, dan Cikopo.
Kepala Polres Purwakarta Ajun Komisaris Besar Matrius menyampaikan, selama proses sweeping dan razia di tiga lokasi itu belum ditemukan adanya mobilisasi massa maupun pelanggaran lainnya. “Meski begitu, kami akan terus melakukan operasi cipta kondisi hingga 26 Mei 2019,” ujarnya.
Antisipasi lain juga dilakukan di Stasiun Purwakarta. Menurut Matrius, kegiatan itu bertujuan memeriksa penumpang kereta api dengan target penumpang atau massa yang hendak mengikuti aksi di Jakarta.
Siagakan personil
Polres Subang juga mengantisipasi adanya pergerakan massa dengan melakukan pendekatan kepada tokoh daerah dan masyarakat. Selain itu, diterjunkan 800 personel untuk berpatroli di titik rawan, yakni kantor KPU Subang dan Bawaslu Subang.
Kapolres Subang Ajun Komisaris Besar Muhammad Joni mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi dengan isu dan hoaks yang menyebar di media sosial. “Mekanisme Pemilu kita serahkan ke jalur hukum. Penting bagi kita untuk menjaga persatuan dan persaudaraan. Insya Allah, presiden terpilih merupakan pilihan terbaik untuk rakyat Indonesia,” katanya.