Jalan ke Kulawi Belum Normal, Pemerintah Dinilai Lamban Tangani
Jalan menuju Kecamatan Kulawi dan tiga kecamatan lainnya di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, belum normal. Sepeda motor masih menjadi andalan untuk melintas. Warga menilai pemerintah lamban menangani kerusakan jalan akibat terkikis aliran sungai tersebut.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·2 menit baca
SIGI, KOMPAS — Jalan menuju Kecamatan Kulawi dan tiga kecamatan lainnya di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, belum normal. Sepeda motor masih menjadi andalan untuk melintas. Warga menilai pemerintah lamban menangani kerusakan jalan akibat terkikis aliran sungai tersebut.
Hingga Selasa (21/5/2019), pukul 14.30 Wita, ruas jalan yang rusak tersebut lebih layak dilalui sepeda motor. Itu pun dengan risiko tinggi karena ada dua tanjakan yang cukup tajam yang membahayakan.
Ada dua kendaraan roda empat yang melintas ke selatan (Kecamatan Kulawi), tetapi harus ditarik tenaga manusia untuk bisa ”menaklukkan” tanjakan yang becek.
Kendaraan roda empat sedikit lebih lancar untuk melintas dari arah Kecamatan Kulawi ke Kota Palu (arah utara). Namun, banyak pemilik kendaraan yang tidak mau nekat melintas. Kondisi itu berlangsung sejak Jumat (17/5/2019).
Saya heran pemerintah belum ambil tindakan apa-apa terkait jalan ini. Apakah mereka tidak mengetahui kondisinya.
Titik jalan yang rusak tersebut terletak di perbatasan Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa, dan Desa Salua, Kecamatan Kulawi. Ruas jalan itu tergerus air aliran Sungai Miu sejak Kamis (17/5/2019) malam.
Ruas jalan tersebut menghubungkan Palu, ibu kota Sulteng, dengan Kecamatan Kulawi, Kecamatan Lindu, Kecamatan Kulawi Selatan, dan Pipikoro.
Belum ada perbaikan
Di tengah kondisi itu, tak ada pengerjaan perbaikan jalan yang dilakukan. Tak ada alat berat untuk membuat lebar jalan. Yang dikerjakan hanya menutup aliran air sungai agar tidak mengalir dekat ke ruas jalan.
”Saya heran pemerintah belum ambil tindakan apa-apa terkait jalan ini. Apakah mereka tidak mengetahui kondisinya,” kata Dedi Ibrahim (36), warga Desa Toro, Kecamatan Kulawi, yang ditemui di lokasi jalan yang rusak, Selasa.
Dedi seharusnya ke Palu pada Sabtu (18/5/2019) untuk membeli material membangun rumah. Namun, karena jalan rusak, ia menunda keberangkatan.
Ia berharap jalan segera ditangani sehingga dirinya bisa mengangkut material dengan kendaraan umum dalam minggu ini. ”Saya tidak punya banyak uang kalau semua material itu dimuat tukang ojek,” ucapnya.
Material bangunan yang mau dibeli Dedi antara lain semen, besi, dan cat. Untuk melewati jalan yang rusak itu, jasa angkutan barang dipatok tukang ojek mulai Rp 5.000 sampai Rp 20.000.
Saat dihubungi, Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Sulteng Saefullah Djafar menyatakan, alat berat segera disiapkan untuk mengerjakan ruas jalan tersebut.