Ikatan Alumni Santri Ponpes Gresik Terima Keputusan KPU
Ikatan santri dan alumni santri pondok pesantren se-Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa (21/5/2019), menolak pengerahan massa terkait hasil Pemilu 2019. Mereka sepakat menerima keputusan resmi Komisi Pemilihan Umum.
Oleh
ADi SUCIPTO KISSWARA
·2 menit baca
GRESIK, KOMPAS — Ikatan santri dan alumni santri pondok pesantren se-Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa (21/5/2019), menolak pengerahan massa terkait hasil Pemilu 2019. Mereka sepakat menerima keputusan resmi Komisi Pemilihan Umum.
Deklarasi itu berisi apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat menyukseskan pemilu, baik KPU, Bawaslu, TNI, Polri, maupun seluruh rakyat. Mereka memohon masyarakat menerima sepenuhnya keputusan resmi KPU dan bersama-sama membangun, menjaga persatuan, kerukunan, dan solidaritas antarsesama anak bangsa.
Deklarasi yang dikemas dalam buka puasa bersama itu antara lain ditandatangani Pembina Ikatan Alumni Santri Pondok Pesantren Kabupaten Gresik, yang juga Bupati Gresik 1999-2009 KH Robbach Ma’sum, Ketua Robithoh Ma’ahid Islamiyah (RMI) Gresik Gus Shalahuddin, dan pembaca deklarasi Gus Syahrul Atho’illah. Deklarasi disaksikan Wakil Kepala Kepolisian Resor Gresik Komisaris Dhyno Indra Setyadi.
Gus Shalahuddin menegaskan, ikatan alumni dan santri ponpes Gresik menolak segala bentuk tindakan makar dan melanggar konstitusi terkait pemilu.
”Kami meminta seluruh masyarakat menjaga kesejukan di negeri ini. Kami minta semua pihak menyerahkan sepenuhnya kepada KPU dan menerima hasil pemilu,” ujarnya.
KH Robbach menuturkan, pemerintah dan Nahdlatul Ulama satu irama dalam program pembangunan, termasuk dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Warga NU menyadari dan meletakkan dasar nasionalisme yang tinggi karena Rasulullah mengajarkan cinta tanah air.
”Islam mengajarkan cinta negeri. NU juga sepakat NKRI harga mati. Cinta tanah air merupakan bentuk keimanan sehingga tak salah jika warga NU membela negeri,” kata KH Robbach.
Ia berharap jangan sampai negeri ini kacau lantaran ulah provokatif segelintir orang yang ingin mengubah sendi-sendi bangsa.
”Mari upaya menggerogoti persatuan kesatuan itu dihadapi bersama-sama agar situasi tidak menjadi makin tak karuan. Hadapi semua itu bukan dengan kasar, bukan dengan keras, melainkan dengan damai, termasuk deklarasi ini,” kata Robbach.
Dhyno Indra Setyadi bersyukur, di Gresik situasi kondusif. Pemilu berlangsung aman dan lancar, pascapemilu pun damai. ”Kami harap jalinan silaturahmi persaudaraan, kerukunan, terus terjaga,” katanya.
Polres Gresik juga melakukan langkah antisipasi untuk mencegah gerakan massa ke Jakarta. Upaya juga disertai razia senjata tajam, kelengkapan kendaraan, narkoba, dan bahan berbahaya, seperti di Kedamean, depan Stadion Gelora Joko Samudero dan Terminal Bunder.