Pemerintah Batam, Kepulauan Riau, meningkatkan kewaspadaan menyusul kabar ditemukannya satu orang pengidap cacar monyet di Singapura. Dua rumah sakit ditunjuk menyiapkan ruang isolasi dan karantina sebagai langkah antisipasi penanganan pasien.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS – Pemerintah Batam, Kepulauan Riau, meningkatkan kewaspadaan menyusul kabar ditemukannya satu orang pengidap cacar monyet di Singapura. Dua rumah sakit ditunjuk menyiapkan ruang isolasi dan karantina sebagai langkah antisipasi penanganan pasien.
Kepala Dinas Kesehatan Batam Didi Kusmarjadi, Senin (13/5/2019), mengatakan, sampai saat ini belum ditemukan tanda-tanda virus tersebut menyebar hingga ke Batam. Meskipun begitu, ia mengimbau warga untuk tetap waspada dan menjaga daya tahan tubuh.
Menurut Didi, hingga saat ini di dunia belum pernah ditemukan kasus virus cacar monyet atau monkeypox yang menular dari manusia ke manusia. “Di Afrika, orang biasanya terjangkit virus itu karena mengonsumsi daging monyet yang mengidap cacar,” ujarnya.
Virus itu dibawa masuk ke Singapura oleh seorang warga Nigeria pada Minggu (28/4/2019). Sepuluh hari kemudian ia dinyatakan positif mengidap cacar monyet. Lelaki itu diketahui mengkonsumsi daging monyet dalam pesta pernikahan sesaat sebelum terbang ke Negeri Singa.
Orang yang sudah mendapat imunisasi cacar kemungkinannya 75 persen akan terlindungi dari virus cacar monyet. Meskipun begitu, warga harus tetap waspada dengan menjaga kebersihan dan rajin cuci tangan
Didi menjelaskan, seperti penyakit lain yang disebabkan oleh virus, cacar monyet tidak membutuhkan pengobatan khusus. Untuk sembuh, yang dibutuhkan pasien adalah perawatan bersifat suportif yang diberikan selama lebih kurang satu minggu agar daya tahan tubuh kembali pulih.
“Orang yang sudah mendapat imunisasi cacar kemungkinannya 75 persen akan terlindungi dari virus cacar monyet. Meskipun begitu, warga harus tetap waspada dengan menjaga kebersihan dan rajin cuci tangan,” kata Didi.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah dan RS Otorita Batam masing-masing sudah menyiapkan dua ruang isolasi untuk menangani pasien cacar monyet. Adapun deteksi cacar monyet akan dilakukan dengan mengirim sampel cairan tenggorokan pasien ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta.
Pengawasan
Selain antisipasi penanganan pasien terjangkit, pengawasan di pelabuhan dan bandara internasional juga diperketat. Alat pemindai panas tubuh untuk mendeteksi demam pada manusia dioptimalkan guna melakukan deteksi dini penumpang yang terjangkit virus cacar monyet.
Kepala Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam Romer Simanungkalit mengatakan, ada lima pelabuhan dan satu bandara akses internasional di Batam yang perlu diawasi. Selain itu, tujuh pelabuhan bongkar muat barang juga dipantau lebih ketat.
“Saat ini, belum ada bentuk peringatan apa pun yang dikeluarkan pemerintah Singapura maupun Indonesia terkait status penyebaran virus cacar monyet. Dari kabar yang kami dapat, Singapura berhasil mencegah penyebaran virus itu,” ujar Romer.
Meskipun begitu, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam yang berjaga di enam akses internasional tersebut diminta bekerja ekstra memantau penumpang asal Singapura yang masuk ke Batam. Brosur dan spanduk peringatan bahaya cacar monyet juga akan segera dibagikan untuk mengedukasi warga.
Saat ini, belum ada bentuk peringatan apa pun yang dikeluarkan pemerintah Singapura maupun Indonesia terkait status penyebaran virus cacar monyet. Dari kabar yang kami dapat, Singapura berhasil mencegah penyebaran virus itu
“Batam harus waspada karena lokasinya yang sangat dekat dengan Singapura. Potensi penyakit itu menyebar ke Batam tetap ada mengingat lebih kurang dalam sebulan 1,5 juta orang lalu lalang dari Singapura ke Batam setiap bulannya,” kata Romer.