Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur ditetapkan sebagai pusat pembelajaran pendidikan anak usia dini atau PAUD. Selama ini, pengembangan PAUD di daerah kecil masih terhambat rendahnya sumber daya manusia para guru, mentor, dan pengelola PAUD.
Oleh
Kornelis Kewa Ama
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, ditetapkan sebagai pusat pembelajaran pendidikan anak usia dini atau PAUD. Selama ini, pengembangan PAUD di daerah kecil masih terhambat minimnya sumber daya manusia para guru dan dana operasional PAUD.
Kepala Seksi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Dorkas Hewe di sela-sela pelatihan peningkatan mutu pendidikan guru PAUD Kabupaten Kupang di Kota Kupang, Selasa (23/4), mengatakan, Kabupaten Kupang menjadi model pembelajaran PAUD di NTT.
Meskipun berdekatan dengan ibu kota provinsi, daerah ini memiliki wilayah sangat luas dan sebagian besar termasuk daerah terpencil, tertinggal, dan terbelakang. ”Untuk menjangkau sejumlah desa di Kabupaten Kupang harus melewati sungai dan anak sungai yang sulit dijangkau saat musim hujan,” ujarnya.
Keterisolasian wilayah identik dengan kemiskinan dan kebodohan. Untuk itu, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (Unicef) dan pemerintah memilih Kabupaten Kupang sebagai model pembinaan PAUD di NTT. Pelatihan guru-guru PAUD diselenggarakan atas kerja sama perwakilan Unicef di Kupang, Yayasan Efata Kupang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kupang, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam pendidikan PAUD, mereka tidak dijejali kemampuan membaca, menulis, menghitung, dan menghapal. Mereka masuk SD tanpa tes bahan-bahan tersebut. Anak PAUD hanya mengenal cara bermain sambil belajar.
Ada lima aspek yang diperoleh dari sistem bermain sambil belajar, yakni aspek motorik kasar, seperti melompat, main perosotan, dan berlari. Kemudian, aspek motorik halus, yakni meremas tangan, senyum, dan tertawa. Selain itu, model ini juga mengakarkan aspek bahasa, seni, dan sosial emosional.
Dalam pelatihan tersebut dihadirkan 10 anak PAUD sebagai contoh dari PAUD Efata Tanah Merah, Kabupaten Kupang. Para mentor memberi contoh di hadapan sekitar 122 guru PAUD, bagaimana cara bermain dengan anak yang tepat, sesuai kurikulum 2013. Pelatihan terfokus pada metode pembelajaran kurikulum 2013 PAUD.
Sebagian besar guru merupakan lulusan SMA atau sederajat, termasuk lulusan Paket C. Sekitar 100 PAUD ini diambil dari desa-desa terpencil, dengan guru-guru dari desa itu juga. Mereka siap mengabdi tanpa digaji.
Jumlah peserta PAUD sebanyak 100 guru dari Kabupaten Kupang, petugas mentor, 22 guru PAUD utusan Bunda PAUD Provinsi NTT, Ny Julie Laiskodat. Jumlah 22 guru PAUD ini, setelah mendapatkan pendidikan, menjadi mentor dan tutor pendidikan PAUD di kabupaten tersebut.
Dorkas menambahkan, anggaran pemerintah pusat berupa bantuan operasional PAUD (BOP). Akan tetapi, hanya bisa diajukan setelah PAUD yang bersangkutan memenuhi sejumlah persyaratan. Mereka harus memiliki data pokok pendidikan, nomor pokok satuan nasional, nama PAUD, peserta didik, tenaga pendidik, organisasi kepengurusan PAUD, serta tenaga pengelola.
Jika memenuhi standar itu, mereka mendapatkan dana Rp 600.000 per bulan per anak dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. ”Ini bukan untuk guru. Karena itu, guru-guru PAUD merupakan pahlawan. Mereka sukarelawan sejati, tidak digaji,” ujar Dorkas.
PAUD hadir atas inisiatif dari yayasan, desa, gereja, juga dari PKK. Semua PAUD mandiri. Hanya ada dua PAUD berstatus negeri di wilayah Kupang.
Ini bukan untuk guru. Karena itu, guru-guru PAUD merupakan pahlawan. Mereka sukarelawan sejati, tidak digaji.
Data Unicef menyebutkan, jumlah PAUD di Kabupaten Kupang sebanyak 442 unit. Dari jumlah itu, yang berada di dalam naungan Unicef dan pemerintah hanya 100 unit. Adapun 342 PAUD lain diharapkan mendapatkan dukungan dari mentor dan tutorial dari 100 PAUD bimbingan Unicef tadi. Adapun jumlah guru PAUD di Kabupaten Kupang mencapai 120 orang dengan siswa sebanyak 6.300 anak.
Bunda PAUD NTT Julie Sutrisno Laiskodat menegaskan, pelatihan selama empat hari harus membawa manfaat bagi PAUD di NTT, tidak hanya kabupaten Kupang. Sumber daya manusia NTT, titik pusat pembangunan di NTT. PAUD merupakan investasi paling mahal dan bernilai bagi sumber daya manusia NTT puluhan tahun ke depan.
”Bulan depan saya akan ke desa-desa untuk mengecek, apakah pelatihan hari ini sudah dikembangkan kepada guru-guru PAUD lain di desa-desa atau belum. Tidak hanya itu, pulang dari sini, PAUD yang selama ini belum terakreditasi harus segera diproses sehingga segera mendapat akreditasi pemerintah,” kata Julie.
Staf Unicef bidang PAUD Kupang, Dwi Purwestri, mengatakan, fokus pelatihan ini untuk meningkatkan kualitas mengajar guru. Salah satunya pada belajar bermain. Kualitas mengajar guru, termasuk cara berpenampilan dan bertutur, menentukan proses pemahaman, penghayatan, dan pembelajaran anak-anak usia dini.
”Orang sering salah kaprah, PAUD hanya dipahami play group, sementara TK persiapan akhir masuk SD. Sesungguhnya PAUD itu mulai dari 0-6 tahun,” kata Dwi. Dia menambahkan, program Unicef tidak membayar guru, tetapi memberikan pelatihan dan dukungan lain.