Pemkab Sidoarjo bekerja sama dengan Perum Bulog menggelar operasi pasar untuk menstabilkan harga sejumlah bahan pokok yang melonjak tajam menjelang bulan puasa Ramadhan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Sidoarjo bekerja sama dengan Perum Bulog Divisi Regional Jawa Timur menggelar operasi pasar dengan sasaran ibu rumah tangga atau konsumen langsung. Hal itu dilakukan sebagai upaya menstabilkan harga sejumlah bahan pokok yang melonjak tajam karena tingginya permintaan menjelang bulan puasa Ramadhan.
Kegiatan operasi pasar ini berlangsung sejak dua hari lalu dan direncanakan hingga awal puasa nanti. Selain menstabilkan harga, operasi pasar juga berfungsi menjamin ketersediaan bahan kebutuhan pokok yang mudah dijangkau masyarakat. Kegiatan ini juga mencegah spekulan memanfaatkan momentum untuk mengeruk keuntungan tinggi.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sidoarjo Listyaningsih mengatakan, ada empat komoditas yang diperdagangkan dalam operasi pasar, yakni beras, gula pasir, minyak goreng, dan tepung terigu. Keempat komoditas itu disediakan Perum Bulog Sub-Divisi Regional Surabaya Utara.
”Bulog mengadakan operasi pasar ini secara mandiri karena Pemkab Sidoarjo tidak memiliki anggaran untuk menyubsidi harga komoditas yang diperdagangkan,” ujar Listyaningsih.
Beras kualitas premium dijual Rp 52.500 per kemasan 5 kilogram (kg), sedangkan gula pasir Rp 10.000 per kg. Adapun minyak goreng ditawarkan dengan harga Rp 10.000 per liter dan tepung terigu Rp 7.700 per kg.
Harga yang ditawarkan dalam operasi pasar itu sesuai dengan harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah dan jauh di bawah harga pasar. Sebagai gambaran, harga beras premium di pedagang berada pada kisaran Rp 11.000-Rp 13.000 per kg, gula pasir Rp 12.500 per kg, serta minyak goreng Rp 13.000 per kg.
Listyaningsih menyebutkan, berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional, harga bahan kebutuhan pokok yang melonjak tinggi adalah bawang putih, bawang merah, cabai, dan tomat. Lonjakan harga itu pun dikeluhkan masyarakat karena memberatkan beban keuangan rumah tangga.
Sebagai gambaran, harga bawang putih mencapai Rp 45.000-Rp 50.000 per kg. Adapun bawang merah di kisaran Rp 38.000 per kg, cabai rawit Rp 25.000 per kg, sedangkan tomat Rp 22.000 per kg. Namun, Perum Bulog tidak memiliki stok keempat komoditas tersebut.
Kepala Disperindag Sidoarjo Muhammad Tjarda mengatakan, pihaknya masih mencari distributor yang mampu menyediakan komoditas bawang putih untuk operasi pasar. Sebenarnya, sudah ada distributor dari Surabaya yang memiliki stok barang. Namun, pemda terkendala karena tidak memiliki anggaran untuk menyubsidi harga jual di bawah harga pasar.
”Masih dijajaki distributornya. Apakah mereka bersedia bekerja sama dalam kegiatan operasi pasar ini mengingat pemda tidak memiliki anggaran untuk subsidi harga,” kata Tjarda.
Antusiasme warga
Berdasarkan pantauan pelaksanaan operasi pasar selama dua hari, antusiasme warga tampak sangat tinggi. Saat operasi pasar di Kantor Desa Banjarbendo, Kecamatan Sidoarjo, misalnya, stok sejumlah komoditas yang disediakan habis terjual. Gula pasir, minyak goreng, dan beras menjadi komoditas yang paling diminati warga.
Namun, agar distribusi barang merata, pembelian masyarakat dibatasi. Untuk minyak goreng, jumlah pembelian maksimal 3 liter dan beras maksimal dua kemasan atau 10 kg per orang. Untuk mencegah operasi pasar dimanfaatkan oleh spekulan, kegiatan ini diadakan langsung di desa-desa dan kecamatan.
Suwartini, warga, mengatakan, harga barang saat operasi pasar jauh di bawah harga barang di pedagang. Dia pun antusias berbelanja beras, minyak goreng, dan gula. Selain untuk kebutuhan acara tasyakuran menyambut bulan ruwah pada penanggalan Jawa atau nisfu sya’ban dalam penanggalan Islam, dia juga menyiapkan stok bahan pokok untuk menyambut puasa Ramadhan.