Perayaan Paskah umat Kristiani adalah ungkapan syukur atas kehidupan baru yang dilambangkan dengan kebangkitan Yesus dari maut. Refleksi atas tonggak-tonggak kehidupan yang telah dilalui harus terus dilakukan agar setiap hari kita dapat terlahir kembali menjadi manusia baru yang lebih baik.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Perayaan Paskah umat Kristiani adalah ungkapan syukur atas kehidupan baru yang dilambangkan dengan kebangkitan Yesus dari maut. Refleksi atas tonggak-tonggak kehidupan yang telah dilalui harus terus dilakukan agar setiap hari kita dapat terlahir kembali menjadi manusia baru yang lebih baik.
”Malam ini kita merayakan Paskah. Paskah adalah transformasi atau perubahan hidup,” kata Uskup Agung Medan Monsinyur Kornelius Sipayung OFM Cap dalam khotbahnya saat memimpin Ekaristi Paskah di Gereja Katedral Medan, Sumatera Utara, Sabtu (20/4/2019).
Menurut Kornelius, melalui Injil, peristiwa kebangkitan Yesus membawa perubahan hidup nyata bagi murid-murid-Nya. Mengubah yang tadinya kecil menjadi besar, mengubah yang tadinya ragu lalu percaya.
”Kabar sukacita kebangkitan Yesus pertama kali disampaikan kepada perempuan. Maka, berbahagialah perempuan karena mereka mengetahuinya lebih dulu, bahkan dari murid-murid Yesus,” kata Kornelius.
Hal ini mengangkat martabat para perempuan di mata murid-murid Yesus. Peristiwa itu membuat suara perempuan didengar dan dipercaya di kalangan orang-orang yang percaya kepada Yesus.
Hal ini merupakan sesuatu yang belum lazim pada masa itu. Pada zaman ketika Yesus hidup, perempuan belum mendapat tempat yang setara dengan laki-laki. Mereka belum dipercaya memegang peran dalam kehidupan sosial ataupun kehidupan religius.
Kisah yang lain adalah perubahan hidup Petrus. Dia yang tadinya menyangkal Yesus, setelah peristiwa kebangkitan, berubah menjadi salah satu murid yang paling gigih dan berani mewartakan Injil.
”Pengampunan Yesus kepada Petrus adalah perjumpaan yang mengubah hidup. Itulah Paskah dalam hidup Petrus, itulah tonggak perubahan hidupnya,” kata Kornelius.
Oleh karena itu, Kornelius mengajak umat Katolik untuk menemukan Paskah yang personal. Peristiwa Paskah bagi setiap orang pasti berbeda. Yang pasti, Paskah selalu membawa perubahan dalam hidup menuju yang baik.
Kebangkitan Yesus dalam Paskah diharapkan membawa harapan baru bagi dunia dan masyarakatnya untuk bebas dari ketidakadilan, kekerasan, dan berbagai bentuk kejahatan. Sukacita dan damai Paskah semoga dapat menghalau penderitaan akibat ulah buruk manusia.
Ketua Panitia Paskah Gereja Katedral Medan Ronny Wenas mengatakan, sedikitnya 1.000 umat Katolik memadati lokasi gereja untuk merayakan Paskah. Untuk menjaga keamanan, 20 petugas keamanan sipil dan 16 polisi disiagakan menjaga Gereja Katedral Medan.
Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Utara Komisaris Besar Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, anggota polres di seluruh penjuru Sumatera Utara siap menjaga umat Kristiani merayakan Paskah. ”Anggota polres saya pastikan kapan pun siap sedia jika diminta panitia Paskah gereja untuk membantu pengamanan,” ujar Tatan.