Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata Egianus Kogoya menyerang pos TNI di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua, Senin (15/4/2019) pada pukul 12.50 WIT. Satu anggota Egianus dilaporkan tewas dalam baku senjata dengan TNI
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata Egianus Kogoya menyerang pos TNI di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua, Senin (15/4/2019) pada pukul 12.50 WIT. Satu anggota Egianus dilaporkan tewas dalam baku senjata dengan TNI.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi saat dihubungi dari Jayapura pada Selasa (16/4/2019) membenarkan adanya kontak senjata antara TNI dan kelompok Egianus Kogoya di Mugi.
Ia menuturkan, kelompok Egianus Kogoya berjumlah 10 orang. Sebanyak empat orang yang memegang senjata laras panjang dan sisanya menggunakan parang dan tombak.
Anggota Egianus dengan menari sambil berteriak-teriak TNI dan Polri harus meninggalkan Nduga. Mereka ingin memboikot pelaksanaan pemilu pada Rabu (17/4/2019) ini.
"Di balik jurang, mereka menembak prajurit di pos dari arah timur dengan jarak sekitar 400 meter. Prajurit di pos pun membalas tembakan dan mengenai salah satu anggota Egianus Kogoya yang diperkirakan tewas di tempat. Mereka pun langsung melarikan diri sambil membawa jenazah rekannya," kata Aidi.
Ia pun mengatakan, dari hasil pantauan frekuensi radio di Mugi, terdengar suara Egianus Kogoya yang sangat marah karena salah satu anggotanya tewas tertembak.
"Kami tak akan membiarkan kelompok separatis ini menggagalkan pemilu. Sebanyak 200 personil TNI dan Polri telah diterjunkan untuk mengejar kelompok Egianus. Saat ini situasi di Nduga masih kondusif," tambahnya.
Serangan KKB Egianus Kogoya terhadap 28 pekerja PT Istaka karya pada 2 Desember 2018. Total sebanyak 17 orang meninggal, 7 orang selamat dan 4 orang belum ditemukan tim gabungan TNI dan Polri hingga saat ini.
Kami tak akan membiarkan kelompok separatis ini menggagalkan pemilu. Sebanyak 200 personil TNI dan Polri telah diterjunkan untuk mengejar kelompok Egianus. Saat ini situasi di Nduga masih kondusif
Adapun kelompok separatis bersenjata telah terlibat dalam 34 kasus penembakan pada tahun 2018 hingga 20 Maret 2019. Aksi kelompok ini menyebabkan korban meninggal dunia sebanyak 23 warga sipil dan 13 aparat keamanan dari TNI serta Polri. Sementara korban luka dari warga sipil sebanyak 7 orang dan aparat keamanan sebanyak 12 orang.
Ketua KPU Papua Theodorus Kossay mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan TNI untuk mengamankan setiap distrik di Nduga dalam tahapan distribusi logistik hingga rekapitulasi suara.
"Kami berharap TNI dan Polri dapat memastikan keamanan di seluruh wilayah Nduga pada pemungutan suara pada Rabu esok," harap Theodorus.
Total sebanyak 32 distrik di Nduga dengan jumlah pemilih sebanyak 92.216 orang dan 465 TPS. Hanya tiga TPS yang menggunakan sistem pencoblosan oleh setiap pemilih, sedangkan di 462 TPS menggunakan sistem noken.
Kami berharap TNI dan Polri dapat memastikan keamanan di seluruh wilayah Nduga pada pemungutan suara pada Rabu esok
Sistem noken adalah cara pemilihan di daerah Papua berdasarkan hasil musyawarah masyarakat di suatu kampung dan perintah langsung dari kepala suku untuk memilih kandidat tertentu.