Pelaku Pembunuh Guru di Blitar Bukan Orang Profesional
Pelaku mutilasi terhadap Budi Hartanto (28), yang jenazahnya ditemukan pada Rabu (3/4/2019) di dalam koper di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dipastikan bukan orang profesional. Dugaan tersebut menguat dari hasil otopsi jenazah korban, terutama jenis luka tidak beraturan di leher.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Pelaku mutilasi terhadap Budi Hartanto (28), yang jenazahnya pada Rabu (3/4/2019) ditemukan di dalam koper di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dipastikan bukan orang profesional. Dugaan tersebut menguat dari hasil otopsi jenazah korban, terutama jenis luka yang tidak beraturan di bagian leher.
Kepala Bagian Humas Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Frans Barung Mangera, saat dikonfirmasi dari Malang, Minggu (7/4/2019) petang, mengungkapkan, dari hasil otopsi, sebelum dihabisi nyawanya, korban diperkirakan sempat melawan. Hal itu terlihat dari luka sayatan benda tajam di lengan kanan korban.
”Luka pada lengan adalah luka tangkisan sebelum dia meninggal. Sementara luka yang tidak beraturan di leher bukan dikerjakan oleh orang yang profesional. Jelas ia dibunuh dulu baru dipenggal,” ujarnya.
Luka pada lengan adalah luka tangkisan sebelum dia meninggal. Sementara luka yang tidak beraturan di leher bukan dikerjakan oleh orang yang profesional.
Jenazah Budi Hartanto ditemukan di dalam koper di dekat jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar.
Sejauh ini polisi telah memeriksa 16 saksi. Mereka terdiri atas enam orang saksi dari wilayah Blitar dan 10 orang dari Kediri. Mereka adalah orang dekat korban dan teman komunitas korban, mulai dari guru seprofesi hingga teman-teman di sanggar tari yang selama ini dinilai mengenal baik Budi.
Saat ini, penyelidikan polisi masih fokus pada motif asmara berorientasi seks menyimpang. Polisi belum mengarahkan penyidikan pada motif lain termasuk ekonomi. Sebelumnya sempat disebut-sebut, korban meninggalkan rumah dengan mengendarai sepeda motor, tetapi keberadaan motor itu hingga kini belum ditemukan.
Barung memaparkan, hasil pemeriksaan para saksi, korban yang tinggal di Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, berganti-ganti pasangan. Korban juga sering dibelikan sejumlah barang dengan cara kredit, seperti laptop dan sepeda motor, oleh pasangannya. Sebelum ditemukan meninggal, korban diketahui berkunjung ke salah satu teman dekatnya.
”Kesulitan kami saat ini adalah saksi mahkota yang mengalami sendiri belum ada. Saksi itu masih kami kejar,” kata Barung. Menurut dia, penyelidikan mengarah ke beberapa nama meski belum bisa disimpulkan sebagai pelaku.
Pengungkapan kasus ini dilakukan Polda Jatim bekerja sama dengan Kepolisian Resor Blitar Kota dan Polres Kediri Kota. Seperti diketahui, jenazah Budi Hartanto yang berprofesi sebagai guru honorer di salah satu SD di Kota Kediri dan memiliki sanggar tari ditemukan di dekat jembatan Desa Karang Gondang oleh pencari rumput.
Saat ditemukan, jenazah tersebut berada di dalam koper warna hitam dalam kondisi telanjang tanpa kepala. Di tubuh korban tidak ditemukan kartu identitas. Identitas korban akhirnya diketahui setelah pihak kepolisian mencocokkan sidik jari korban.
Kepala Polres Blitar Kota Ajun Komisaris Besar Adewira Negara Siregar, secara terpisah, mengatakan, pihaknya masih berupaya mencari kepala korban. Pencarian dilakukan di sekitar lokasi penemuan mayat.
”Dalam penyidikan, kami memikirkan segala kemungkinan. Apa pun kemungkinan ditelusuri, termasuk untuk menemukan kepala korban apakah juga dibuang pelaku di tempat itu,” ucapnya.
Mengenai informasi proses perkembangan penyelidikan lebih lanjut, Adewira mengarahkan media untuk langsung menanyakan ke bagian Humas Polda Jatim.