Tim Pemenangan Prabowo-Sandi Rayakan Isra Miraj di Istana Maimun Medan
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Tim pemenangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno merayakan Isra Miraj di halaman Istana Maimun, Medan, Sumatera Utara, Rabu (3/4/2019). Prabowo tidak jadi hadir dalam perayaan itu untuk menghindari pelanggaran berkampanye saat hari libur.
”Kalau memaksakan diri hadir di sini, bisa dipersalahkan melalui Undang-Undang Pemilu dan bisa didiskualifikasi,” kata Ketua Badan Pemenangan Daerah Prabowo-Sandi Sumut, Gus Irawan.
Perayaan Isra Miraj itu dihadiri sejumlah tim pemenangan Prabowo-Sandi, antara lain Ketua Gerakan Muslimah Aliansi Nasional Anti Syiah Sumut Ronny Rezkita Siregar, Ketua Rumah Juang Prabowo-Sandi Sumut Ihwan Ritonga, dan Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang MS Kaban. Perayaan diisi pula dengan ceramah dari tiga ustaz, yakni Tengku Zulkarnain, Haikal Hasan, dan Sambo.
Perayaan itu juga dihadiri para pendukung Prabowo-Sandi. Mereka memadati seluruh halaman Istana Maimun. Panitia tampak menjaga ketat pintu masuk dan melarang peserta yang mengenakan atribut partai atau atribut pasangan calon presiden masuk ke lokasi. Para peserta pun duduk di halaman Istana Maimun yang telah diberi alas terpal.
Di pagar Istana Maimun tampak sejumlah spanduk ucapan selamat datang kepada Prabowo. Jalan Brigadir Jenderal Katamso dan Jalan Masjid Raya pun diblokir aparat kepolisian untuk memperlancar hilir mudik pendukung Prabowo-Sandi.
Perayaan diisi pula dengan ceramah dari para ustaz. Mereka mengajak umat yang menghadiri perayaan Isra Miraj itu untuk memilih Prabowo- Sandi, baik secara langsung maupun secara tersirat.
”Hari ini tidak boleh kampanye. Hari ini kita Isra Miraj. Tapi, melihat wajah saya, sudah tahulah arahnya ke mana,” kata Zulkarnain dalam ceramahnya.
Zulkarnain pun menyinggung isu korupsi yang menjerat partai pengusung Jokowi-Amin, yakni Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy. ”Lihat Ketua Umum PPP yang sudah ditangkap KPK karena korupsi,” katanya.
Sementara itu, Haikal mengangkat isu ekonomi dan isu pekerja asing yang menurut dia semakin banyak di Indonesia.
”Kita ingin mendapatkan perubahan, harga cabai keriting, kol, wortel, dan tempe yang stabil. Kita tidak ingin banyak pekerja asing di Indonesia, sementara banyak di antara kita masih kesulitan mendapat pekerjaan,” tuturnya.