Eksekusi Layanan 112 Surabaya Paling Lambat 7 Menit
SURABAYA, KOMPAS — Pelayanan publik di Kota Surabaya, yakni Command Center 112, semakin dekat dengan warga. Setiap laporan warga melalui 112, seperti kecelakaan, kebakaran, kemacetan, termasuk penyelamatan hewan peliharaan, proses penerimaan sampai eksekusi paling lambat 7 menit.
Seperti kejadian pada Sabtu (30/3/2019) pukul 06.01 di Jalan Ngagel Baru, pengendara sepeda angin tertabrak kereta api. Berdasarkan informasi, ketika itu tiga korban dengan mengendarai sepeda dayung dari arah Jalan Bung Tomo menuju Jalan Dinoyo.
Setibanya di perlintasan kereta api, palang pintu kereta api sudah turun dan kereta sedang melintas, tiba-tiba ketiga korban berusaha menerobos perlintasan tersebut dan kecelakaan pun tak bisa dihindarkan.
Proses cepat
Warga sekitar yang mengetahui kejadian tersebut segera menghubungi 112 untuk meminta bantuan. Dalam waktu tak kurang dari 7 menit, petugas tiba di lokasi dan langsung melakukan evakuasi terhadap ketiga korban.
Ketiga korban segera dibawa ke RSUD dr Soetomo, dan seorang di antaranya meninggal. Petugas linmas juga memberi bantuan kain kafan dan kain panjang kepada keluarga hingga proses pemberangkatan jenazah ke rumah duka menggunakan ambulans Dinas Sosial Kota Surabaya.
Semakin tanggapnya layanan 112, menurut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Infokom Kota Surabaya M Fikser pada Selasa (2/4/2019), layanan itu diapresiasi oleh asosiasi global Contact Center World serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Penghargaan itu diberikan, kata Fikser, karena CC 112 dinilai sebagai program sukses untuk studi kasus call center layanan kedaruratan terbaik. Tidak hanya itu, mereka juga memberikan penghargaan kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai pemimpin terbaik dalam layanan publik pusat kontak.
https://kompas.id/baca/utama/2019/02/13/pemberi-laporan-palsu-dan-iseng-bakal-ditindak/
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengucapkan ribuan terima kasih kepada Kementerian Kominfo dan Contact Center World atas terpilihnya layanan tanggap darurat CC 112 sebagai layanan kedaruratan tercepat. ”Terima kasih atas penghargaan yang diberikan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Contact Center World, yang memberikan penghargaan kepada kota dan saya pribadi,” kata Risma.
Menurut Risma, ide awal pembuatan layanan tanggap darurat 112 tersebut dimulai ketika salah satu warga mengalami kebakaran, tetapi warga itu mengalami kesulitan untuk meminta bantuan.
Itu karena pada saat itu nomor telepon Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) Surabaya terlalu panjang. ”Karena itu, saya membuat program dengan nomor singkat sehingga mudah diingat, yakni 112, untuk menolong warga,” ujarnya.
Terima kasih atas penghargaan yang diberikan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Contact Center World, yang memberikan penghargaan kepada kota dan saya pribadi.
Seiring berjalannya waktu, lanjut dia, layanan tanggap darurat Command Center 112 terus mengalami perkembangan. Saat ini layanan 112 sudah saling terkoneksi dengan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya yang berhubungan langsung dengan pelayanan masyarakat.
Langkah akhir CC 112 kini sudah terpadu dengan semua OPD dan dinas yang selama ini ada pelayanan langsung ke masyarakat. Petugas yang siaga di titik yang sudah disiapkan dilarang melakukan aktivitas lain. Seperti petugas pemadam kebakaran, ketika mendapat jadwal siaga, seluruh pakaian, termasuk sepatu, tidak boleh dilepas. ”Jika petugas yang sedang siaga melepas pakaian, termasuk atributnya, sangat membutuhkan waktu untuk bisa segera berangkat ke lokasi kejadian,” kata Risma.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga menyebut awalnya durasi fast time layanan 112 sekitar 10 menit. Namun, sekarang realisasinya respon time bisa kurang dari 10 menit dan beres pada menit ke-7. Untuk mendukung hal itu, pihaknya menyebarkan beberapa posko terpadu untuk mempercepat pelayanan.
”Saya berharap segala persoalan warga Surabaya, melalui CC 112 ini, bisa menjadi telinga, mata, dan mulut warga Kota Surabaya,” kata Risma.
https://kompas.id/baca/nusantara/2017/07/17/mata-dan-telinga-surabaya-tak-pernah-lena/
Direktur Pengembangan Pita Lebar Kominfo Benyamin Sura mengapresiasi penuh atas kinerja Wali Kota Risma dalam program layanan tanggap darurat CC 112. Ia menilai, layanan tanggap darurat Command Center 112 milik Pemkot Surabaya sangat tepat dan cepat.
”Kami sangat sepakat bahwa Surabaya mendapat predikat terbaik. Pelayanan memang disiapkan untuk melayani masyarakat secara prima dan terbukti dari respon time kepada masyarakat sangat cepat, yakni 7 menit. Artinya, kecepatan itu sangat maksimal,” kata Benyamin bersama rombongan asosiasi saat berkunjung di ruang kendali CC Room 112 Siola, Jumat (29/4/2019).
Kami sangat sepakat bahwa Surabaya mendapat predikat terbaik. Pelayanan memang disiapkan untuk melayani masyarakat secara prima dan terbukti dari respon time kepada masyarakat sangat cepat, yakni 7 menit. Artinya, kecepatan itu sangat maksimal.
Menurut dia, pelayanan semacam ini sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Itu karena, jika di kota lain, respon time layanan tanggap darurat lebih kurang 10-15 menit. Namun, di Surabaya, respon time mampu mencapai 7 menit. ”Dibandingkan dengan kota lain, yang respon time-nya sekitar 10-15 menit, Wali Kota Surabaya mampu menekan itu,” ujarnya.
Benyamin juga menerangkan bahwa kunjungannya bersama rombongan asosiasi yang berjumlah sekitar 100 anggota perwakilan pemerintah daerah se-Pulau Jawa itu bertujuan agar mereka bisa mengetahui dan mempelajari bagaimana Pemkot Surabaya mengelola layanan tanggap darurat 112. ”Sekaligus saya berharap saat kembali nanti, mereka dapat mengimplementasikan dengan cara seperti ini,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya akan terus memfasilitasi dengan memberi pelayanan agar semua masyarakat dapat dengan mudah terhubung dengan layanan 112 di semua telepon seluler (ponsel). ”Semua provider agar dapat menghubungi CC 112 bebas biaya, dan ini juga sudah diatur dalam undang-undang,” ucap Benyamin.