BANDUNG, KOMPAS Pencemaran akut di Sungai Citarum, yang didominasi limbah cair dan sampah plastik, memerlukan terobosan solutif, seperti pengembangan bioplastik. Riset tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia telah mencapai tahap separuh jalan.
Adalah Loka Penelitian Teknologi Bersih Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LPTB LIPI) di Kota Bandung, Jawa Barat, yang melakukan inovasi bioplastik tersebut. Kini, tim itu sudah menemukan bijih bioplastik bahan baku pembuatan bioplastik yang dirancang terurai mikroba alami.
Dua tahun ke depan, formula pembuatan bioplastik ditargetkan ditemukan untuk menggantikan plastik biasa. ”Bioplastik ini berbasis pati singkong (tepung halus endapan singkong) yang mudah diurai mikroba,” kata Kepala LPTB LIPI Sri Priatni saat paparan di hadapan wartawan dalam tur media di lingkungan LPTB LIPI, Senin (25/3/2019).
Ketua Kelompok Penelitian Produk dan Produksi Bersih LPTB LIPI, yang juga peneliti bioplastik, AH Dawam Abdullah mengatakan, riset inovasi bioplastik dimulai tahun 2017 dan hingga kini masih berlangsung.
”Sudah bisa dibuat bijih bioplastik, yang artinya sudah mencapai tahapan riset 50 persen. Jika formulanya sudah dikuasai, ini bisa menjamin suplai kebutuhan untuk bahan baku industri plastik,” katanya.
Dawam juga menyinggung bahwa dalam proses riset ini telah diidentifikasi karakteristik bijih bioplastik tersebut. Juga dilakukan sejumlah pengujian, di antaranya uji bagaimana bioplastik ini hancur di dalam tanah.
”Yang jadi tantangan, bioplastik suka air. Masih terus dikembangkan supaya tahan air. Kami juga berupaya mengembangkan agar bioplastik bisa menyubstitusi berbagai jenis plastik, bukan hanya kantong plastik,” kata Dawam.
Untuk memulihkan Sungai Citarum sepanjang 297 kilometer itu, LPTB LIPI fokus pada Daerah Aliran Sungai Citarum hulu atau kawasan Bandung Raya.
Di kawasan Bandung Raya terdapat delapan anak sungai yang sebagian besar mengalir melewati permukiman padat dan berkontribusi 5-10 persen dari keseluruhan polutan domestik Citarum. Pencemar terbesar Citarum dari limbah rumah tangga, termasuk sampah plastik yang punya andil 60-70 persen dari beban pencemar yang ada.
Data Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, rata-rata 1.500 ton sampah rumah tangga dan industri dibuang ke Sungai Citarum setiap hari. (SEM)