Jalan Labuan Bajo-Ruteng Beroperasi dengan Sistem Buka-Tutup
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Ruas jalan Labuan Bajo-Ruteng, Nusa Tenggara Timur, mulai dilalui kendaraan dengan sistem buka-tutup di beberapa titik, dari pukul 06.00 hingga pukul 18.00 Wita, setelah ditutup 8 Maret 2019 akibat bencana longsor.
Sementara itu, sawah di Kecamatan Lembor seluas 568 hektar yang rusak diterjang banjir segera ditanami kembali. Masa tanggap darurat banjir dan longsor di Manggarai Barat diperpanjang sampai Rabu (27/3/2019).
Wakil Bupati Manggarai Barat Maria Geong saat di Kupang, Jumat (22/3/2019), mengatakan, jalan nasional Labuan Bajo-Ruteng sudah dibuka sejak Senin (18/3/2019), menggunakan sistem buka-tutup, yakni satu jalur kendaraan di beberapa titik.
”Jalan dibuka pukul 06.00-18.00 Wita. Petugas dari Pemkab Manggarai Barat berjaga di setiap titik tersebut. Kadang mereka bekerja sama dengan masyarakat setempat. Material longsoran masih sering terjadi sehingga kendaraan tidak diperkenankan melintas pada malam hari, apalagi sedang terjadi hujan dan badai,” kata Maria.
Akses kendaraan dari Ruteng dan Labuan Bajo sudah beroperasi seperti semula meski pengendara harus berhati-hati dan waspada sepanjang 80 kilometer itu. Bahan bakar minyak (BBM), yang sejak 8 Maret didatangkan dari Bima untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Labuan Bajo (Manggarai Barat), mulai 18 Maret dipasok langsung dari Depo Pertamina di Reo, Ruteng.
Ia mengatakan, lima alat berat disiagakan di lima titik longsoran, di wilayah Manggarai Barat. Demikian pula wilayah Manggarai, arah timur pun disiagakan beberapa alat berat di lokasi longsoran. Penempatan alat berat ini untuk mengantisipasi terjadi longsoran dadakan.
Pemkab mendirikan dua pos jaga, yakni dari arah Labuan Bajo sebelum jembatan Wae Mese, dan satu pos lagi dari arah Lembor sebelum memasuki lokasi rawan longsor. Kendaraan dengan berat lebih dari 6 tonase dilarang dan ditindak, jika melewati jalur kawasan rawan longsor, kecuali kendaraan pengangkut BBM.
Tim lapangan yang membersihkan material longsoran tetap siaga dan sigap jika material longsoran memenuhi badan jalan atau bahu jalan. Para penyumbang yang memberikan bantuan langsung menyampaikan ke Posko Induk, kemudian diteruskan ke Posko Pembantu di setiap titik.
Kepala Bagian Humas Setda Manggarai Barat Paulus Jeramun mengatakan, masa tanggap darurat bencana longsor dan banjir di Manggarai Barat dari 8-21 Maret diperpanjang sampai dengan 25 Maret, sesuai SK Bupati Manggarai Barat Ch Dulla. Perpanjangan itu sesuai hasil pengamatan cuaca yang dikeluarkan BMKG Kupang.
”Perkiraan intensitas siklon tropis Veronika meningkat dalam 24 jam ke depan, dan bergerak ke arah barat, menjauhi Indonesia. Dampaknya, hujan dengan intensitas ringan, sedang, dan lebat di wilayah Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT. Gelombang laut dengan ketinggian 2,5-4 meter di perairan Hindia selatan Jawa hingga NTT,” kata Jeramun.
Atas prediksi itu, Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor di Manggarai Barat tetap siaga dan sigap 24 jam. Posko tersebut selalu bekerja sama dengan aparat desa dan kepala dusun di setiap titik rawan bencana.
Maksi Pantar (29), sopir mobil travel Labuan Bajo-Ruteng, mengatakan, sejak jalan itu ditutup selama 10 hari, ia mengalami kerugian jutaan rupiah karena tidak bekerja. Untuk itu, ia berterima kasih kepada Pemkab Manggarai Barat dan Manggarai atas kerja keras, pengorbanan, dan semangat membuka kembali akses jalan Labuan Bajo-Ruteng. Apalagi, jalur itu tidak hanya untuk kendaraan rute Labuan Bajo-Ruteng. Kendaraan dari arah timur, mulai dari Larantuka, Maumere, Ende, Mbay, Bajawa, hingga Borong, pun sudah bisa masuk Labuan Bajo.
Ia berharap pemerintah pusat memberikan perhatian khusus terhadap ruas jalan Trans-Flores, mulai dari Larantuka hingga Labuan Bajo, sepanjang 630 kilometer. Sebagai jalan nasional, kondisi jalan harus jauh lebih baik seperti ruas jalan Trans-Timor. Saat ini kondisi jalan Trans-Flores masih sangat memprihatinkan.